Harga Minyak Naik di Tengah Kisruh Qatar-Negara Arab

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 08:10 WIB
Pada awalnya harga minyak dibuka melemah setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Qatar.
Pada awalnya harga minyak dibuka melemah setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak masih dipengaruhi oleh sentimen ketegangan diplomatik di Timur Tengah. Untungnya, meski sempat merosot di bawah US$47 per barel pada awal perdagangan, harga minyak akhirnya ditutup menguat pada Selasa (6/6) waktu Amerika Serikat (AS) karena dukungan teknis.

Dikutip dari Reuters, pada awalnya harga minyak dibuka melemah setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Qatar akibat dituduh mendukung kelompok ekstremis dan menyokong Iran.

Kapal-kapal yang menuju atau berasal dari Qatar tidak diperbolehkan untuk berlabuh di Fujairah, Uni Emirat Arab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini tetap membuat pelaku pasar khawatir bahwa komitmen pemangkasan produksi Qatar di bawah payung kesepakatan organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) menjadi goyah.

Kecemasan itu masih timbul kendati Menteri Perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq mengatakan bahwa Qatar tetap berkomitmen untuk membatasi produksi.

Akibatnya, harga minyak West Texas Intermediate jatuh hingga ke level US$46,95 per barel di awal perdagangan. Namun, dorongan teknis menyebabkan harga WTI menguat US$0,79 ke angka US$48,19 per barel.

Sementara itu, harga minyak patokan Brent ditutup menguat US$0,65 per barel ke angka US$50,12 per barel.

Tetap saja, harga minyak masih lemah 8 persen sejak OPEC dan beberapa anggota non-OPEC akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga Maret 2018 mendatang. Adapun, kebijakan pemangkasan produksi ini seharusnya berakhir pada akhir Juni mendatang.

Selain itu, pelaku pasar juga mengalihkan perhatian dari ketegangan Timur Tengah ke data persediaan minyak AS yang akan dirilis hari Rabu waktu setempat. Jika persediaan minyak AS akan kembali menurun, analis memperkirakan bahwa kebijakan pemangkasan produksi OPEC efektif dalam memperketat suplai minyak.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER