Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Lima Bulan

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mei 2017 07:05 WIB
Harga minyak Brent berjangka melemah US$1,06 ke angka US$50,46 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI lunglai US$1,18 ke angka US$47,66 per barel.
Harga minyak Brent berjangka melemah US$1,06 ke angka US$50,46 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI lunglai US$1,18 ke angka US$47,66 per barel. (REUTERS/David Mdzinarishvili)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak melemah ke titik terendahnya selama lima bulan terakhir. Bahkan, harga minyak kembali lagi ke titik ketika organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memulai wacana pembatasan produksi.

Dikutip dari Reuters, pasar memang sudah diwarnai aksi jual semenjak pembukaan seiring meningkatnya produksi minyak dari AS, Kanada, dan Libya. Ini pun diperparah dengan melemahnya tingkat kepatuhan anggota OPEC akan kebijakan pengurangan produksi.

Tingkat kepatuhan anggota OPEC tercatat menurun ke angka 90 persen pada bulan April dari posisi 92 persen di bulan Maret lalu. Meski demikian, tingkat produksi OPEC menyusut selama empat bulan berturut-turut ke angka 31,97 juta barel per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya, OPEC dan produsen lainnya akan mengadakan pertemuan pada 25 Mei mendatang demi membahas perpanjangan pemangkasan produksi hingga akhir tahun mendatang.

Akibatnya, harga minyak Brent berjangka melemah US$1,06 ke angka US$50,46 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate lunglai US$1,18 ke angka US$47,66 per barel.

Pelemahan tajam terjadi setelah harga minyak WTI menyentuh level US$48,2 per barel. Lima menit setelahnya, sebanyak 50 ribu kontrak minyak WTI langsung diperdagangkan, di mana angka itu mengambil 10 persen dari total volume perdagangan di hari Selasa.

Harga minyak menunjukkan perbaikan pasca penutupan perdagangan setelah terbitnya data American Petroleum Institute yang menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 4,2 juta barel pada pekan lalu.

Sentimen ini diperkuat dengan penurunan stok minyak di hub minyak berjangka di Cushing, negara bagian Oklahoma sebesar 215 ribu barel.

Namun, sentimen pelemahan minyak lainnya akan muncul dari Libya. Perusahaan minyak negara Afrika tersebut, Libya National Oil Co melaporkan bahwa produksi telah meningkat 760 ribu barel per hari, di mana angka itu merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER