Hingga Mei, Penerimaan Pajak Baru Capai 30,9% dari Target

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 18:23 WIB
Penerimaan tersebut tumbuh 13,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.
Penerimaan perpajakan terutama masih berasal dari pajak non migas sebesar Rp396 triliun. Pajak jenis ini pada Mei 2017 berhasil tumbuh 13,4 persen dari realisasi Mei tahun lalu. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan mencatat, realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Mei 2017 tercatat sebesar Rp463,5 triliun. Jumlah tersebut baru mencapai 30,9 persen dari target yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar Rp1.498,9 triliun.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, penerimaan hingga Mei lalu mengalami pertumbuhan hingga 13,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Pada Mei tahun lalu, penerimaan perpajakan sempat tercatat turun 6,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Realisasi lima bulan mencapai 30,9 persen dari target. Kalau kami lihat pertumbuhannya cukup menggembirakan di 2017, ada pertumbuhan positif," ujar Robert dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Rabu (7/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun penerimaan perpajakan tersebut terutama masih berasal dari pajak non migas sebesar Rp396 triliun. Pajak jenis ini pada Mei 2017 berhasil tumbuh 13,4 persen dari realisasi Mei tahun lalu.

Penerimaan perpajakan juga berasal dari penerimaan kepabeanan dan cukai yang tumbuh 6,7 persen dari Mei tahun lalu menjadi sebesar Rp45,7 triliun. Penerimaan juga berasal dari PPh Migas yang naik 47,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp21 triliun.

Robert menjelaskan, realisasi Mei tersebut bisa menjadi bahan arah kebijakan perpajakan pemerintah pada tahun 2018 mendatang. Tahun depan, pemerintah akan mengoptimalkan penerimaan berbasis data terbaru dan terintegrasi.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pajak Ken Dwijugiesteadi mengatakan pihaknya akan lebih gencar menyisir potensi pajak yang selama ini belum optimal, seperti sektor Sumber Daya Alam (SDA), industri pengolahan, serta industri ekonomi digital. Ken yakin industri pengolahan dan ekonomi digital ke depannya akan semakin bergeliat seiring dengan peningkatan aktivitas perdagangan baik ekspor maupun impor.

"Sektor yang masih bisa diharapkan adalah sektor Sumber Daya Alam (SDA) seperti batubara, kelapa sawit yang harganya mulai meningkat," terang Ken.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER