Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpilih periode 2017-2022, Wimboh Santoso, berencana melakukan efisiensi anggaran internal kelembagaannya. Upaya efisiensi akan menjadi salah satu fokus utamanya setelah dilantik.
"Dari banyak informasi yang ada, kayaknya anggaran (OJK) itu perlu lebih efisien. Itu jelas," ujarnya dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jumat (9/6).
Menurut Wimboh, efisiensi anggaran bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memangkas pengeluaran yang dianggap tidak prioritas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang bisa kami save (simpan), kami save. Kalau terlalu banyak perjalanan, ya perjalanan kami kurangi," terang pria yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk.
Jika anggaran OJK semakin efisien, bukan tidak mungkin iuran yang dibebankan kepada industri jasa keuangan ikut berkurang. Namun demikian, Wimboh harus mengkaji lagi besaran kebutuhan anggaran OJK yang bisa membantu otoritas keuangan menjalankan tugasnya sebagai wasit industri jasa keuangan dan pasar modal dengan optimal.
Tahun ini, anggaran pengeluaran OJK mencapai Rp4,37 triliun atau naik 11 persen dari 2016 lalu, yakni Rp3,93 triliun. Guna membiayai pengeluaran tersebut, OJK menargetkan penerimaan sebesar Rp 4,66 triliun yang berasal dari iuran lembaga jasa keuangan dan pasar modal.
Adapun, rasio pungutan yang dibebankan kepada industri jasa keuangan adalah 0,045 persen dari aset perusahaan untuk satu tahun.