Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (Pelni) mengkaji pembelian tiga unit kapal dari perusahaan asal Jerman, Meyer Werft GmbH karena harganya dirasa terlalu mahal. Padahal, nota kesepahaman (
Memorandum of Understanding/MoU) sudah ditandatangani kedua perusahaan setahun lalu.
Direktur Utama Pelni Elfien Guntoro menjelaskan, Meyer menawarkan kapal bagus dengan harga 70 juta euro per unitnya. Namun secara komersial, Pelni hanya mampu membayar kapal seharga 50 juta euro.
Pelni bisa saja membeli kapal tersebut kalau tarif pelayaran yang dibebankan ke pelanggan lebih tinggi dari saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini usulan mereka paling sedikit harganya 70 juta euro. Memang kapalnya bagus. Terlalu bagus bahkan, ibaratnya seperti mobil Mercedes Benz dipakai angkot kan kapalnya harusnya bukan kapal itu," ujar Elfien ditemui di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Senin (12/6).
Padahal menurutnya, kapal tersebut akan digunakan untuk mengganti unit-unit yang sudah ada. Selain itu, perusahaan berharap kapal yang digunakan juga bisa memiliki fungsi pengangkutan barang selain mengangkut penumpang (
multi purpose).
Rencananya, kapal tersebut digunakan untuk melayani rute utama yaitu Jakarta-Makassar-Bau Bau-Ambon-Sorong.
"Padahal kami ingin kapal itu digunakan untuk menggantikan kapal-kapal yang sudah tidak efisien dan tidak ekonomis," lanjutnya.
Jika negosiasi menemui jalan buntu, Pelni bisa saja membatalkan kerja sama tersebut dan mencari pemasok lain yang lebih murah. Selain itu, ada kemungkinan Pelni akan bekerja sama dengan perusahaan galangan kapal lokal jika industri dalam negeri terbilang mampu.
"Kami coba dari galangan dari negara lain atau kerja sama dengab dalam negeri supaya kapal yang diperoleh masih memenuhi standar spesifikasi segala macam, tapi tetap feasible dioperasikan di Indonesia," pungkas Elfien.
Sebagai informasi, Pelni dan Meyer Werft menandatangani MoU pada 18 April 2016 silam untuk pengembangan baru kapal ferry yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Saat ini, Pelni memiliki 28 unit kapal penumpang dan empat unit kapal barang yang melayani 91 pelabuhan yang tersebar di seluruh Indonesia.