Harga Minyak Terjun Bebas ke Level Terendah Sepanjang Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jun 2017 08:28 WIB
Harga minyak anjlok karena kenaikan persediaan minyak yang tak terduga dan ramalan terkait pasokan yang deras yang mengalir di tahun depan.
Harga minyak anjlok karena kenaikan persediaan minyak yang tak terduga dan ramalan terkait pasokan yang deras yang mengalir di tahun depan. (REUTERS/Sergei Karpukhin).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah terjun bebas hingga empat persen, seiring dengan kenaikan persediaan minyak yang tak terduga dan ramalan terkait pasokan yang deras yang akan mengalir di tahun mendatang.

Dilansir Reuters, Kamis (15/6), Energy Information Administration (EIA) AS melaporkan, terjadi peningkatan persediaan minyak sebesar 2,1 juta barel pada pekan lalu. Dengan angka 242,4 juta barel, persediaan minyak AS 9 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahunan. Hal ini dikarenakan permintaan menyusut 1,2 persen selama empat pekan terakhir dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Hasilnya, harga Brent terjungkal US$1,72 per barel ke angka US$47 per barel. Angka itu merupakan level terendah sejak organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mengumumkan pembatasan produksi pada November lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 juga melorot US$1,73 per barel ke angka US$44,73 per barel. Harga WTI telah turun 18 persen sejak penutupan tertingginya pada Februari sebesar US$54,45 per barel.

Padahal, selama hampir enam bulan, OPEC telah berupaya mendongkrak harga minyak dengan mengurangi produksi. Adapun, anggota OPEC sepakat untuk mengurangi 1,8 juta barel per hari hingga kuartal I 2018 mendatang.

Tetapi, komitmen anggota OPEC terhadap kebijakan ini masih perlu dikritisi. Pasalnya, laporan kartel minyak pada bulan lalu itu menyebut, ada kenaikan produksi 336 ribu barel per hari di bulan lalu menjadi 32,14 juta barel per hari gara-gara kenaikan produksi Nigeria dan Libya.

Sementara itu, International Energy Agency (IEA) menyebut, produksi di luar anggota OPEC juga meningkat. Lembaga itu mengatakan akan ada tambahan suplai pada 2018 mendatang sebesar 1,5 juta barel per hari dari Brazil, Kanada, dan AS.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER