Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aberdeen Asset Management menilai, kaum milenial atau anak muda saat ini lebih banyak yang memilih memakirkan dananya dalam portofolio investasi konservatif, yakni reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap.
Manajer Investasi Aberdeen Asset Management Bharat Joshi menjelaskan, masih jarang sekali anak muda yang memilih berinvestasi langsung dalam reksa dana moderat dan agresif, seperti reksa dana saham. Pasalnya, risiko dari reksa dana saham lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya.
"Saham selalu naik turun, volatilitas tinggi," ungkap Bharat, Kamis (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, tingkat volatilitas reksa dana saham dengan investasi langsung ke saham tentu berbeda. Tingkat volatilitas akan jauh lebih tinggi jika langsung investasi ke saham.
Menurut Bharat, pola pikir kaum milenial ini perlu diubah. Tidak semua reksa dana saham termasuk dalam investasi moderat. Menurutnya, beberapa manajer investasi memiliki produk reksa dana saham yang masih bisa dikatakan konservatif atau tidak terlalu berisiko.
"Misalnya gini, ada produk yang penempatan sahamnya 70 persen dan sisanya 30 persen obligasi atau pendapatan tetap," jelas Bharat.
Namun, ia tetap menganjurkan agar kaum milenial mengenal beberapa saham yang dimasukan dalam reksa dana saham mereka. Sehingga, kaum milenial yakin dan tahu perkembangan dari emiten beserta produk dari emiten tersebut.
"Misalnya seperti susu Ultra Jaya. Kan selalu lihat kan, mereka tahu karena misalnya mengkonsumsi sendiri. Jadi tahu mana produk bagus atau tidak," sambung Bharat.
Di sisi lain, Direktur Utama Phillip Sekuritas Indonesia Daniel Tedja mengungkapkan, penempatan investasi di reksa dana konservatif memang tepat bagi kaum milenial. Ia mengibaratkan seperti belajar mobil, di mana reka dana konservatif itu sama seperti tahap kaum milenial belajar mobil sebelum dapat mengendarainya dengan lancar.
"Jadi pelan-pelan, jadi ini perkenalan ke mereka. Aman atau tidak, kalau mereka lebih mengerti nanti mereka bisa pilih sendiri," ucap Daniel.
Ia juga menilai, produk reksa dana dapat dijadikan produk investasi awal bagi kamu milenial karena seluruh penempatan asetnya akan dikelola oleh manajer investasi. Berbeda bila mereka langsung terjun ke saham di pasar modal, mereka harus rajin memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan harga saham tiap emitennya.
"Mereka tidak punya banyak waktu, banyak kegiatan sosial, jadi memang lebih baik seperti ini, karena mereka juga sekolah," tandas Daniel.
Ia melihat, tren anak muda yang membuka rekening reksa dana sendiri setiap tahunnya meningkat cukup baik. Hal ini terjadi sejak empat tahun belakangan karena didukung beberapa galeri investasi di beberapa kampus di beberapa daerah. Selain itu, media sosial,
platform edukasi, dan smartphone juga menjadi pendukung lainnya.
"Artinya pertumbuhannya tidak lagi linier," pungkas Daniel.
Sekadar informasi, Aberdeen Asset Management dan Phillip Sekuritas Indonesia bekerja sama mengeluarkan
platform yang berisi 10 aturan dalam investasi reksa dana.
Platform ini dikeluarkan lewat
microsite untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat umum, khususnya kaum milenial, tentang tata cara berinvestasi di reksa dana.
Beberapa aturan yang diracik oleh kedua pihak, diantaranya memilih perusahaan yang memberikan perlakuan yang adil bagi semua pemegang saham. Kemudian, perhatikan kualitas sumber daya manusia perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan memahami apa yang dibeli.
Selanjutnya, masyarakat tetap perlu waspada, berpikir jangka panjang, tolak ukur indeks hanya alat acuan, ambil kesempatan dari kondisi pasar irasional, lakukan riset, dan fokus pada industri yang berpeluang memiliki keuntungan berkelanjutan.