Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk siap menyalip posisi PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai bank beraset terbesar kelima di Indonesia. Diperkirakan, aset bank pelat merah itu mencapai Rp253 triliun di penghujung tahun ini atau naik 18 persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp214,2 triliun.
Adapun, pada 2013 lalu, BTN duduk di peringkat ke-10 bank beraset gemuk. Lalu, merangkak naik ke urutan enam pada akhir tahun lalu. “Dengan laju kinerja saat ini, kami meyakini mampu menjadi bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia pada akhir tahun nanti,” imbuh Direktur Utama BTN Maryono, Minggu (18/6).
Sebagai strategi, lanjut dia, emiten berkode BBTN tersebut akan menjaga laju pertumbuhan kredit dan pembiayaan di kisaran 18 persen. Sementara itu, laju pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dipatok meningkat 22 persen - 24 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per Mei 2017, perseroan mengklaim, target kredit dan DPK yang dipatoknya masih sejalan, sehingga tidak ada niat manajemen untuk merevisi rencana bisnis bank (RBB) dalam waktu dekat.
Strategi lainnya, sambung Maryono, perseroan melanjutkan proses transformasi digital yang telah digagas pada 2015 lalu, termasuk memoles kinerja bisnis, infrastruktur, serta sumber daya manusia (SDM). Selain itu, perseroan juga meningkatkan produktivitas cabang, serta mengoptimalkan sales service model.
“Dari sisi SDM, kami juga merampingkan struktur cabang, menciptakan oranisasi yang fokus pada segmen nasabah. Sementara, dari sisi infrastruktur, kami meningkatkan infrastruktur teknologi informasi, digitalisasi proses bisnis, serta mengintegrasikan
governance, risk, compliance,” katanya.
Sekadar informasi, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menduduki peringkat pertama dengan aset Rp964 triliun. Diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di posisi kedua dengan aset Rp918,1 triliun, PT Bank Central Asia Tbk beraset Rp662,6 triliun, serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan aset Rp564,8 triliun.
Incar Masuk BUKU 4 Selain mengincar posisi bank beraset kelima, BTN juga akan menginjak pedal gas untuk masuk ke kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 pada 2020 mendatang. Itu berarti, modal inti perseroan akan mencapai Rp40 triliun.
“Sebetulnya, tidak ada dalam rencana bisnis kami untuk masuk BUKU 4.
Toh, tidak ada
benefit (manfaat) yang kami incar dengan menjadi BUKU 4. Belum ada rencana ekspansi ke ASEAN, tapi boleh lah perkiraan tiga tahun dari sekarang kami masuk BUKU 4 karena bisnis tumbuh,” terang Direktur BTN Iman Nugroho Soeko.