Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum berencana untuk melakukan pengapalan perdana produk alloy dan billet aluminium yang merupakan produksi hilir aluminium dari perusahaan. Pengapalan perdana akan dilakukan besok hari, Jumat, dengan tujuan Surabaya dan Medan.
Sekretaris Perusahaan Inalum Ricky Gunawan menuturkan, produk yang dikirim merupakan billet dan alloy yang baru diproduksi bulan ini. Namun, volume pengapalannya masih sedikit, yaitu 70 ton. Hal ini dikarenakan perusahaan masih melakukan ujicoba pasar.
"Produksi alloy dan billet kami sudah commisioning sejak awal bulan ini dan besok akan ada pengapalan perdana," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap, produksi alloy dan billet tahun ini masing-masing bisa mencapai 45 ribu ton per hari dan 15 ribu ton per hari. Angkanya bisa sebesar 90 ribu ton per tahun dan billet sebesar 30 ribu ton per tahun.
Ricky mengungkapkan, belum maksimalnya kapasitas produksi billet dan alloy tahun ini disebabkan karena fasilitas hilir perusahaan baru dimulai pertengahan tahun ini. "Dengan asumsi baru mulai di bulan ini, maka hingga akhir tahun nanti mungkin produksi kami baru setengah dari kapasitasnya," papar dia
Inalum membidik pendapatan sebesar US$13,5 juta dari kedua produk tersebut di tahun ini atau setara Rp175,5 miliar. Angka itu diperoleh dari target produksi tahun ini dikali dengan harga produk yang berkisar US$130 hingga US$140 per ton.
"Proyeksi penyerapan dua produk ini cukup besar, seperti alloy, akan kami kirimkan ke perusahaan, seperti Yamaha dan Prima Alloy Steel. Kami berharap, permintaannya akan cukup besar," imbuhnya.
Awalnya, pengembangan produk billet dan alloy ini akan rampung pada akhir tahun lalu. Namun, karena masalah logistik konstruksi, operasional pabrik hilir aluminium ini dijadwalkan mundur ke Januari 2017. Lalu, mundur lagi ke pertengahan tahun ini karena perusahaan belum mengantongi izin Tenaga Kerja Asing (TKA).
Sebagai informasi, produksi hilir aluminium ini direncanakan bisa menopang produksi Inalum sebesar 500 ribu ton per tahun pada 2020 mendatang. Pada 2016, produksi Inalum tercatat sebesar 240 ribu ton atau sebesar 48 persen dari target produksi tahun 2020.
Kapasitas produksi perusahaan rencananya akan ditambah sampai 1 juta ton per tahun pada 2025 nanti demi memenuhi prediksi konsumsi domestik sebesar 1,3 juta ton per tahun.