Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir seluruh gerai ritel 7-Eleven di berbagai daerah di DKI Jakarta ditutup sejak sejak Sabtu lalu (24/6). Secara resmi, PT Modern International Tbk yang membeli waralaba tersebut mengumumkan bahwa seluruh gerai mulai tak beroperasi pada akhir Juni mendatang.
Dengan penutupan gerai tersebut, manajemen 7-Eleven akan memutuskan hubungan kerja dengan seluruh karyawannya, yang diperkirakan sekitar 1.600 orang.
Beberapa karyawan yang sempat berbincang dengan CNNIndonesia.com mengaku belum mengantongi kepastian lebih lanjut dari pihak manajemen perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hairul (25), salah satu karyawan 7-Eleven di kawasan Cilandak mengaku, sampai detik ini, perusahaan belum memberikan informasi soal statusnya meski pemberitahuan penutupan seluruh gerai secara serempak telah disampaikan sejak bulan lalu, tepat sebelum Ramadan.
Menurut Hairul, meski santer terdengar kabar PHK, tapi perusahaan belum memberikan pernyataan resmi, baik untuk karyawan tetap atau karyawan yang masih kontrak kurang dari setahun, sesuai dengan ketentuan awal perjanjian hubungan kerja perusahaan.
"Belum jelas, manajer gerai saja yang kontraknya sudah tetap, tidak jelas ke depannya. Jangankan yang masih karyawan kontrak, itu juga tidak jelas," ujar Hairul kepada CNNIndonesia.com, saat tengah membereskan barang-barang yang tersisa di gerai itu, Selasa (27/6).
"Misalnya, seorang manajer kenalan saya, sudah kerja 24 tahun, dia dari Fuji Film (yang juga di bawah Modern Internasional), kan satu manajemen, dia masih tidak jelas."
 Saat ini para pegawai 7-Eleven sedang membereskan gerai-gerai. Secara resmi 7-Eleven akan menutup seluruh gerai pada akhir Juni. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi) |
Hairul menjelaskan, tanpa ada kepastian status, karyawan juga tak bisa melanjutkan pembicaraan dengan perusahaan terkait pemberian pesangon jika PHK.
Informasi soal pesangon juga belum disebut-sebut oleh manajemen perusahaan. "Kalau sudah jelas PHK kan seharusnya ada pesangon, tapi tidak ada pembicaraan pesangon," ujar Hairul.
Senada dengan Hairul, Dede (27) yang juga karyawan 7-Eleven di kawasan Cilandak membenarkan pihak manajemen belum bicara lebih lanjut.
"Menurut peraturan, seharusnya ada (pesangon). Tapi belum tahu, belum ada kabar dan kepastian dari manajemen. Mereka juga belum memberi batas waktu pemberian kepastian," ucap Dede pada kesempatan yang sama.
Dede menuturkan, pihak serikat pekerja 7-Eleven juga sudah mencoba menghubungi pihak manajemen untuk memperoleh kepastian tersebut. Sayangnya, menurut serikat pekerja, pihak manajemen menyatakan masih membutuhkan waktu untuk kembali menginformasikan hal ini.
"Katanya (serikat pekerja), nanti tunggu kabar dari mereka (manajemen perusahaan)," tambah Dede.
Sementara saat ini, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sebagian besar gerai 7-Eleven telah kosong. Seluruh barang-barang yang tersisa telah diangkut dari gerai, termasuk dengan seluruh mesin pendukung operasi, seperti mesin minuman hingga pembelian pulsa elektronik. Hanya ada beberapa gerai yang masih berbenah untuk mengosongkan gerai tersebut.
 Gerai 7-Eleven menyediakan tempat menongkrong sehingga dulu sangat disenangi anak muda. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari) |
Sejak 2009, 7-Eleven hadir di Tanah Air, setelah Modern Internasional berhasil mendapat izin waralaba ritel asal Dallas, Amerika Serikat itu pada 2008. Saat itu, 7-Eleven dapat ditemui di kawasan Bulungan, tak jauh dari Blok M Plaza. Sampai pertengahan 2011, 7-Eleven memiliki sekitar 50 gerai dan terus berekspansi hingga memiliki gerai dua kali lipat pada 2012.
Geliat bisnis kian memuncak dengan jumlah gerai yang mencapai 190 gerai pada 2014. Namun, memasuki 2015, perlahan tapi pasti, 7-Eleven terpaksa menelan ludah pahit lantaran bisnisnya kian lesu, sehingga penutupan sekitar 20 gerai di tahun itu tak terelakkan.
Sedangkan pada tahun lalu, 7-Eleven kembali melanjutkan penutupan untuk 25 gerai lainnya dan sampai Maret lalu, sebanyak 30 gerai ritel telah ditutup. Namu, puncaknya pada 30 Juni mendatang, seluruh gerai tutup serempak.