Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada awal perdagangan setelah libur panjang, Senin (3/7). Penguatan IHSG akan didorong oleh rilis data inflasi Juni 2017 yang diramalkan tetap terkendali.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, inflasi menjadi satu-satunya sentimen penggerak IHSG dari domestik. Sementara itu, terdapat beberapa data ekonomi global yang juga akan mempengaruhi laju IHSG.
"Neraca perdagangan Australia dan Kanada, indeks manajer pembelian
(Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur Caixin dari Tiongkok, PMI manufaktur Inggris dan Amerika Serikat (AS)," ujar Nafan kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (3/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dipengaruhi oleh beberapa sentimen tersebut, lanjut Nafan, prediksi penguatan IHSG juga terlihat dari segi teknikal. Untuk itu, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang
support 5.795 dan
resistance 5.849 pada hari ini.
"Untuk sepekan
support 5.730,
resistance 5.890," terang Nafan.
Senada, analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menyatakan, prediksi inflasi Juni yang terkendali akan membuat kepercayaan investor tumbuh terhadap pasar modal Indonesia.
"Mengawali pembukaan paska libur panjang, IHSG terlihat akan bergerak dengan senyum
sumringah," ucap William dalam risetnya.
Hari ini, ia memperkirakan IHSG berada dalam rentang
support 5.752 dan
resistance 5.847. William pun merekomendasikan dua saham emiten perbankan, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sekadar informasi, IHSG ditutup menguat ke level 5.829 pada akhir perdagangan semester pertama tahun ini, atau menguat 10,06 persen. Sementara, bila dilihat dari satu pekan terakhir sebelum libur panjang, penguatan IHSG sebesar 1,85 persen.
Adapun, bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada akhir pekan lalu. Dow Jones dan S&P500 masing-masing menguat 0,29 persen dan 0,15 persen, sedangkan Nasdaq terkoreksi 0,06 persen.