Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menaikkan subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar Rp25,8 Triliun menjadi Rp103,1 triliun. Kenaikan terbesar terjadi pada subsidi
Liquified Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kg yang mencapai Rp18,48 triliun dari Rp 22 triliun menjadi Rp 40,51 triliun.
Sementara itu, anggaran subsidi listrik naik Rp7 triliun dari Rp45 triliun menjadi Rp52 triliun. Adapun anggaran subsidi BBM hanya dinaikkan sebesar Rp300 miliar dari Rp10,3 triliun menjadi Rp10,6 triliun.
"Khusus subsidi BBM dan elpiji sebagai bentuk perubahan parameter dan penundaan kenaikan harga eceran elpiji tiga kg. Ini mau tidak mau ada kenaikan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Kamis (6/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin menjelaskan, peningkatan anggaran subsidi LPG dilakukan lantaran adanya perubahan parameter subsidi sebesar Rp4,6 triliun, perubahan penyesuaian harga jual eceran Rp1.000 per kg dan tidak berjalannya kebijakan pembatasan alokasi subsidi LPG atau distribusi tertutup sebesar Rp10 triliun.
Sedangkan penambahan anggaran subsidi listrik, disebabkan adanya perubahan asumsi anggaran sebesar Rp1,4 triliun, pembatasan subsidi listrik untuk pelanggan rumah tangga listrik berkapasitas 450 voltampere (VA) tidak berjalan sebesar Rp3,9 triliun dan adanya alokasi untuk pembayaran kembali kepada pelanggan 900 VA sebesar Rp1,7 triliun.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk menambahkan anggaran subsidi listrik sebanyak Rp7,1 triliun untuk semua golongan.
Pasalnya, ESDM memperkirakan ada penambahan 2,4 juta pelanggan listrik bersubsidi yang perlu ditanggung oleh pemerintah sehingga anggaran untuk 2,4 juta pelanggan ini membutuhkan Rp1,7 triliun.
Sedangkan untuk peningkatan anggaran subsidi elpiji melon diusulkan sekitar Rp8 triliun, yaitu dari anggaran subsidi sebesar Rp22 triliun di APBN 2017 menjadi Rp30 triliun di R-APBNP 2017.