Target Lifting Minyak 2017 Turun, ESDM Pakai Alasan Klasik

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 18 Agu 2016 18:45 WIB
Dalam RAPBN) 2017 target lifting minyak diusulkan sebesar 780 ribu per barel per hari, turun dari target tahun ini 830 ribu barel per hari.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja menjelaskan alasan dipangkasnya target produksi minyak siap jual (lifting) minyak sebesar 50 ribu barel per hari tahun depan. ( CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan alasan dipangkasnya target produksi minyak siap jual (lifting) minyak sebesar 50 ribu barel per hari tahun depan. Dalam Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017 target lifting diusulkan sebesar 780 ribu per barel per hari, turun dari target tahun ini 830 ribu barel per hari.

I Gusti Nyoman Wiratmaja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM menjelaskan, revisi turun target lifting minyak sebesar 50 ribu barel per hari itu memperhitungkan rata-rata tingkat penurunan produksi alami (natural declining rate) lapangan migas yang saat ini sebesar 18 persen.

Dia mengaku, saat ini timnya sedang melakukan kalkulasi declining rate yang paling rendah, agar lifting minyak bisa terkoreksi lebih tinggi di tahun depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lifting minyak tahun depan sedang kami kalkulasi untuk bergerak ke atas, karena kami ingin mencoba menekan natural declining rate saat ini sebesar 18 persen. Ya tentu caranya dengan mengoptimalkan lapangan migas yang tengah berproduksi," jelas Wiratmaja, Kamis (18/8).

Ia menerangkan, salah satu lapangan migas yang akan dimaksimalkan produksinya adalah blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu ltd (EMCL). Ia berharap, produksi blok Cepu tahun depan bisa dimaksimalkan menjadi 200 ribu barel per hari dari rencana semula 165 ribu barel per hari.


Kendati demikian, ia masih belum tahu angka lifting yang bisa dicapai pemerintah jika produksi blok Cepu jadi dimaksimalkan. "Semuanya masih dihitung," jelasnya.

Melengkapi ucapan Wiratmaja, Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), Gunawan Sutadiwira mengatakan, laju natural declining rate akan dijaga dengan hadirnya beberapa lapangan migas yang onstream di tahun 2017. Kendati demikian, jumlah produksinya tidak signifikan, sehingga pemerintah masih menggantungkan asa pada produksi blok Cepu.

Tetapi di sisi lain, lanjutnya, pemerintah juga tidak ingin memperlakukan lapangan migas existing selayaknya sapi perah. Jika lapangan migas dipaksa berproduksi tinggi pada tahun depan, maka natural declining rate pada periode berikutnya akan jauh lebih besar dari saat ini.

"Kembali lagi, kami harus pertahankan laju produksi di blok-blok existing sambil menunggu rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) lapangan migas baru untuk onstream. Jangan dipaksa juga lapangannya untuk berproduksi maksimal," jelas Gunawan di lokasi yang sama.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan lifting minyak di nota keuangan sebesar 780 ribu barel per hari, dengan harapan bisa menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp45,1 triliun.

Sementara itu, data SKK Migas menunjukkan bahwa lifting minyak Indonesia tercatat sebesar 817,9 ribu barel per hari hingga akhir semester I 2016. Angka ini lebih kecil dibanding target APBN 2016, namun di atas target revisi Work Program and Budget (WP&B) 2016 sebesar 817,5 barel per hari. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER