Lebaran Bikin Cadangan Devisa Melorot US$1,86 Miliar

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Sabtu, 08 Jul 2017 10:44 WIB
Penurunan cadangan devisa pada akhir bulan lalu dipicu oleh upaya memenuhi kebutuhan likuiditas valas perbankan dalam menghadapi libur panjang Lebaran.
Penurunan cadangan devisa pada akhir bulan lalu dipicu oleh upaya memenuhi kebutuhan likuiditas valas perbankan dalam menghadapi libur panjang Lebaran. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa (cadev) akhir Juni 2017 sebesar US$123,09 miliar atau merosot US$1,86 miliar dari posisi akhir bulan sebelumnya, US$124,95 miliar.

Namun, jika dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, US$109,8 miliar, posisi cadev akhir bulan lalu masih membaik.

"Penurunan posisi cadev pada akhir bulan lalu terutama dipicu oleh upaya memenuhi kebutuhan likuiditas valas perbankan dalam menghadapi libur panjang Lebaran," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (8/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tirta menambahkan, Bank Indonesia memandang penurunan cadangan devisa bersifat temporer mengingat kebutuhan perbankan tersebut hanya untuk berjaga-jaga.

Selain itu, prospek ekspor yang baik, optimisme terhadap perekonomian domestik yang tetap positif pasca pencapaian investment grade, dan kondisi pasar keuangan global yang kondusif akan semakin mendukung penguatan cadangan devisa untuk menjaga ketahanan sektor eksternal.

Selanjutnya, BI menilai cadangan devisa di akhir Juni masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2017 tersebut masih kuat untuk pembayaran utang pemerintah dan membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujarnya.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan penurunan posisi cadev dipengaruhi oleh kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan Surat Berharga BI valas jatuh tempo.

Pembayaran itu melampaui penerimaan cadangan devisa yakni penerimaan pajak dan devisa migas pemerintah serta hasil lelang SBBI valas. Meskipun nilai tukar selama bulan Juni stabil di kisaran Rp13,300- Rp13,350 per dollar AS, tetapi terjadi aliran modal keluar di pasar keuangan.

"Penurunan cadev juga mengindikasikan penurunan ekspor pada bulan Juni,"ujar Josua.

Di akhir tahun, Josua memperkirakan posisi cadev akan berkisar US$123 miliar hingga US$125 miliar.

Andry Asmoro, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk menilai penurunan posisi cadev masih akan berlanjut hingga bulan ini. Pasalnya, masih ada sentimen negatif didorong oleh penjualan obligasi secara global (global sell off) di pasar obligasi yang akan berpengaruh kepada permintaan valas
dari BI.

"Jadi kemungkinan cadev bisa turun di bulan Juli kemudian baru naik di bulan Agustus. Namun turunnya tidak besar," tutur Andry. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER