Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menyebut PT Kereta Api Indonesia (KAI) dapat melakukan penggalangan dana (fund-raising) pembiayaan proyek Light Rail Transit (LRT) di pasar modal.
Direktur Utama SMI Emma Sri Martini menjelaskan, berbagai skema yang dapat dilakukan oleh KAI, di antaranya obligasi global, medium terms note (MTN) global dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
Menurut Emma, berbagai model instrumen tersebut masih terus dikaji oleh SMI. Rencananya, skema itu akan dilakukan jika kebutuhan dana tidak dapat terpenuhi dari pinjaman perbankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini sih, masih melakukan cara konvensional," ujarnya, Rabu (
12/7).
Artinya, aksi korporasi yang akan dilakukan KAI kemungkinan besar tidak akan dilakukan pada tahun ini. Terkait jumlahnya, SMI mengaku masih menghitung detil jumlah pinjaman yang bisa dilakukan KAI.
"Nanti, bergantung kebutuhan
cash flow-nya (arus kas). Kan itu blm pasti ya," jelasnya.
Seperti diketahui, total dana yang dibutuhkan untuk proyek LRT sebesar Rp22 triliun. Angka ini telah direvisi dua kali dalam waktu berdekatan. Sejatinya, nilai proyek sebesar Rp23,4 triliun. Namun, diubah menjadi cuma Rp21,7 triliun, sebelumnya akhirnya difinalisasi ke Rp22 triliun.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan, pemerintah memutuskan penambahan biaya sebesar Rp200 miliar-Rp300 miliar lantaran LRT menggunakan sistem moving block dalam perjalanan kereta.
Sebagian dana untuk LRT sendiri menggunakan dana PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), di mana nantinya dana itu akan diganti oleh pemerintah melalui KAI.
Sebelumnya, Direktur Adhi Karya Pundjung Setya Brata menyatakan, total dana yang telah dikeluarkan untuk pembangunan proyek LRT hingga saat ini sekitar Rp3 triliun. Sementara, total pengerjaan dari proyek LRT sendiri diklaim oleh Budi sudah mencapai 40 persen.