Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan terdapat tiga perusahaan yang batal melaksanakan penawaran umum saham perdana
(initial public offering) pada tahun ini. Dengan demikian, diperkirakan hanya terdapat tujuh perusahaan yang akan melantai ke BEI hingga akhir tahun ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, ketiga perusahaan tersebut memutuskan untuk menjadwal ulang (r
eschedule) rencana IPO-nya, antara lain karena merasa tidak cocok dengan harga IPO. Perusahaan tersebut memilih menunggu momentum positif di pasar guna memperoleh harga IPO yang pantas.
"Pertimbangannya macam-macam, karena tidak cocok harga, mereka menunggu momentum lain," ujar Samsul, Selasa (18/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut dia, batalnya IPO juga disebabkan masih enggannya perusahaan untuk melakukan keterbukaan informasi. Seperti diketahui, jika perusahaan telah melantai di bursa, maka ada kewajiban untuk membuka segala informasi kepada publik.
"Beberapa ada masalah kesanggupan menyediakan informasi," imbuh Samsul.
Beberapa perusahaan yang melakukan penjadwalan ulang tersebut, diantaranya PT Sriwijaya Air dan PT Samick Indonesia. Sementara, Samsul enggan menyebut satu perusahaan lainnya.
Sekadar informasi, Samick Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi alat musik. Perusahaan berencana melepas 30 persen saham dalam gelaran IPO. Sementara itu, Sriwijaya Air bakal melepas 25 persen sahamnya. Nantinya, raihan dana IPO direncanakan untuk mengembangkan bisnis maskapai perusahaan.
Dengan batal IPO-nya tiga perusahaan pada tahun ini, maka total perusahaan yang masuk dalam daftar atau pipeline perusahaan yang akan melaksanakan IPO hingga akhir tahun ini menjadi tujuh perusahaan dari sebelumnya sebanyak 10 perusahaan.
"Dalam pipeline ada tujuh sekarang, jadi totalnya 27, sebelumnya 20," terang dia.