Inflasi Rendah Disebut Bukan Keberhasilan Pemerintah

CNN Indonesia
Senin, 31 Jul 2017 07:41 WIB
Rendahnya inflasi dalam dua tahun terakhir, disebut lebih banyak didorong oleh anjloknya harga komoditas dan minyak dunia.
Keuntungan inflasi rendah dapat mendorong dunia bisnis untuk membuat perencanaan jangka panjang, seperti investasi atau proyek jangka panjang. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rendahnya inflasi dalam dua terakhir disebut bukan semata keberhasilan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengatur harga, melainkan didorong oleh anjloknya harga komiditas dan minyak dunia. Ekonom Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan, secara tren, inflasi memang cukup rendah dalam dua tahun belakangan yang hanya berkisar 3 persen. Hal ini berbeda dengan tahun 2014 yang tercatat mencapai di atas 8 persen atau hampir tiga kali lipat inflasi saat ini.

Seperti diketahui, inflasi dalam dua tahun terakhir ini terjaga pada kisaran 3 persen. BI bahkan memproyeksi, inflasi Juli 2017 sebesar 0,18 persen. Angka itu merupakan tingkat inflasi terendah dibanding rata-rata inflasi Juli dalam enam tahun terakhir. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan di bulan ketujuh tercatat sebesar 3,84 persen year on year (yoy).

Ekonom Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan, secara tren, inflasi memang cukup rendah dalam dua tahun belakangan yang hanya berkisar 3 persen. Ini berbeda dengan tahun 2014 yang mencatatkan inflasi di atas 8 persen atau hampir tiga kali lipat inflasi saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, ia menilai, rendahnya inflasi Indonesia dalam dua tahun terakhir lebih disebabkan oleh pelemahan harga komoditas dan minyak dunia, bukan karena keberhasilan pemerintah dan BI dalam mengatur harga.

"Di sisi lain, ekspor masih sangat bergantung pada komoditas sehingga penurunan harga komoditas membuat lesu ekonomi nasional, khususnya daerah-daerah yang sangat bergantung pada komoditas, contohnya Kalimantan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/7).
Selain disebabkan anjloknya harga komoditas dan minyak dunia, ia menduga, rendahnya inflasi juga disebabkan melemahnya ekonomi nasional dan juga daya beli. Ia menilai, rendahnya inflasi dapat menjadi peluang maupun ancaman, tergantung bagaimana otoritas menanggapinya.

"Keuntungan inflasi rendah dapat mendorong dunia bisnis untuk membuat perencanaan jangka panjang, seperti investasi atau proyek jangka panjang, karena nilai uang (value of money) mereka yang miliki sekarang tidak akan berubah secara signifikan," katanya.

Inflasi rendah juga dapat menguntungkan konsumen dari sisi pembelian barang-barang yang digunakan untuk waktu lama, seperti rumah atau kendaraan.

"Namun, hal ini sulit terjadi di Indonesia lantaran kenaikan harga rumah dan kendaraan yang terus melambung tinggi sehingga sulit terbeli," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menilai keuntungan inflasi rendah ini hanya dapat dimanfaatkan, jika memang kondisi ini berlangsung cukup lama. Jika inflasi rendah tak mampu dipertahankan dan ikut bergejolak, maka menurut dia, kondisi tersebut justru akan kontraproduktif dan menimbulkan ketidakpastian akibat fluktuasi inflasi yang membuat baik dunia bisnis dan konsumen bingung.

"Kunci utama pengendalian inflasi di Indonesia adalah ketersediaan pangan dan stabilitas harga-harga yang diatur pemerintah seperti, BBM, listrik, dan lainnya. Jika hal-hal ini dapat dikontrol, dengan sangat mudah inflasi 3 persen akan dapat dicapai di era dimana memang inflasi dunia sedang rendah seperti saat ini," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER