Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) segera memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Jawa-Bali 3 di tahun ini. Apalagi, perusahaan sudah menyepakati harga gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru, yang akan dipakai untuk memasok pembangkit tersebut.
Direktur Pengadaan 2 PLN Supangkat Iwan Santoso menuturkan, pembangunan bisa dilakukan di tahun ini untuk menyesuaikan jangka waktu
onstream gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru. Sesuai rencana, pembangunan PLTGU Jawa 3 akan dikerjakan oleh satu dari dua anak usaha PLN, yakni PT Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali.
"Pembangunan bisa dilakukan secepatnya," kata Iwan ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (4/8).
Ia menuturkan, konstruksi pembangkit bisa lebih cepat dilakukan mengingat sifatnya yang hanya sebagai
peaker. Dengan kata lain, PLTGU Jawa-Bali 3 merupakan pembangkit yang hanya beroperasi ketika permintaan listrik sedang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan menurutnya, pembangkit bisa rampung lebih cepat dibanding waktu onstream gas Jambaran-Tiung Biru. "Bisa lebih cepat bahkan dari lapangan Jambaran Tiung-Biru yang onstream 2021," paparnya.
Sekadar informasi, PLTGU Jawa-Bali 3 rencananya memiliki kapasitas 500 megawatt (MW), di mana pengelolaannya tadinya dibuka secara lelang. Namun, lelang kemudian dibatalkan karena hanya ada satu perusahaan saja yang menjadi peserta, yaitu konsorsium PT Adaro Energy Tbk dan Sembawang Corp.
Adapun, PLTGU Jawa-Bali 3 rencananya mendapatkan gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru yang merupakan lapangan unitisasi blok Cepu kelolaan ExxonMobil Cepu Ltd dan Wilayah Kerja (WK) kelolaan PT Pertamina EP. PLN akhirnya mengambil gas tersebut setelah gas tidak jadi dipakai untuk memasok pabrik Pupuk Kujang 1C.
Namun, sempat terdapat perdebatan alot ihwal harga gas dari Jambaran-Tiung Biru. Sesuai rencana pengembangannya, PT Pertamina EP Cepu ingin harga gasnya bisa di angka US$8 per MMBTU dengan eskalasi 2 persen per tahun. Sementara itu, PLN ingin harganya maksimal US$7 per MMBTU.
Belakangan, baik PLN dan Pertamina sudah menyepakati harga gas, yaitu di angka US$7,6 per MMBTU flat.
(gir)