IPO, Ayana Land Suntik Anak Usaha untuk Caplok Lahan

CNN Indonesia
Senin, 07 Agu 2017 10:53 WIB
Perusahaan properti tersebut berencana mengembangkan lahan seluas 90 hektare di Parung Panjang dan juga membuka opsi menambah luas lahan.
Perusahaan properti tersebut berencana mengembangkan lahan seluas 90 hektare di Parung Panjang dan juga membuka opsi menambah luas lahan. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Ayana Land International Tbk (NASA) bakal menggunakan sebagian besar dana raihan pelaksanaan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk meningkatkan modal pada anak usahanya, PT Ayana Property Internasional (API).

Direktur Utama Erwin Kusnadi menjelaskan, perusahaan akan menyuntikkan dana segar sebesar 75 persen setelah dikurangi biaya emisi atau sekitar Rp231 miliar dari total raupan IPO sebesar Rp309 miliar. Nantinya, dari API akan dibagi kembali untuk dua tujuan.

Pertama, 33 persen dari dana itu akan diberikan kepada anak usaha PT Akasa Legian Karya (ALK) sebagai dana pinjaman untuk pengembangan proyek. Kedua, sekitar 67 persen nya diberikan kepada PT Mandiri Berdikari Jayaraya (MBJ).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian 25 persen dari total keseluruhan dana IPO untuk meningkatkan penyertaan modal di entitas anak PT Ayana Hotels Indonesia (AHI)," kata Erwin, Senin (7/8).

Seperti diketahui, perusahaan menawarkan 3 miliar saham baru atau setara dengan 27,27 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum, dengan harga penawaran sebesar Rp103 per saham.

Selain itu, perusahaan juga menerbitkan 2,7 miliar lembar waran seri I atau 33,75 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Seluruh dana dari penerbitan Waran Seri I akan digunakan untuk modal kerja perusahaan.

Lebih lanjut Erwin menjelaskan, perusahaan memiliki satu hotel di kawasan Yogyakarta dengan segementasi kelas menengah bernama Greenhost Boutique Hotel. Selain itu, perusahaan juga tengah mengembangkan hotel lainnya di Yogyakarta dengan nama Bale Ningrat.

"Konsep kami unik, pasarnya segmentasinya khusus, jadi pasarnya tetap ada. Untuk Greenhost harganya Rp500 ribu-Rp600 ribu, kemudian Bale Ningrat Rp1 juta-Rp1,5 juta," papar Erwin.

Menurutnya, rata-rata tingkat okupansi hotelnya telah mencapai 70 persen-80 persen pada semester I 2017 ini. Angka itu diakuinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.

"Kan tahun lalu masih pengembangan," imbuh dia.

Adapun, perusahaan juga sedang membangun satu villa di Solo dengan jumlah unit sebanyak 21 bernama Ayom. Perusahaan mengklaim, pihaknya selalu menggunakan konsep tradisional kawasan setempat sebagai daya tarik wisatawan.

"Rencananya pada akhir tahun ini harusnya di Solo sudah dibuka ya," ucapnya.

Tak hanya itu, perusahaan juga sedang mempersiapkan pembangunan di landbank yang dimiliki seluas 90 hektare (ha) di kawasan Parung Panjang. Nantinya, Ayana Land juga akan menambah lahannya di lokasi tersebut seiring dengan perkembangan proyek.

"Kami ada rencana mungkin mau dibangun seperti kota mandiri, jadi mixed used development, ada landed house," pungkas Erwin.

Dalam melepas saham di lantai bursa, perseroan menggunakan tahun buku Januari 2017. Selama Januari, Ayana Land mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,13 miliar yang dikontribusi dari 96 persen pendapatan hotel Greenhost sebesar Rp1,09 miliar dan sisanya dari jasa manajemen.

Sementara untuk tahun 2016 perseroan hanya membukukan pendapatan dari jasa manajemen yang berasal dari PT Nuansa Pratama Abadi. Perseroan menargetkan pendapatan full year 2017 sebesar Rp23 miliar, namun laba bersih diperkirakan masih negative karena adanya pengembangan proyek.

Aset perusahaan hingga tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan karena di tahun tersebut mengakuisisi dua entitas anak. Aset per Januari 2017 sebesar Rp989 miliar dan diperkirakan hingga akhir tahun dapat mencapai Rp1,2 triliun setelah IPO.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER