Daya Beli Lesu, Bank Putar Otak Kerek Transaksi Kartu Kredit

CNN Indonesia
Rabu, 09 Agu 2017 06:36 WIB
Salah satu strategi pelaku industri mendongkrak transaksi kartu kredit, yakni menggelar program dan promo yang menyasar segmen nasabah tertentu.
Salah satu strategi pelaku industri mendongkrak transaksi kartu kredit, yakni menggelar program dan promo yang menyasar segmen nasabah tertentu. (Stevepb/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belum pulihnya daya beli konsumen memaksa bank menyusun strategi untuk mendongkrak transaksi kartu kredit tahun ini. Salah satu strategi yang dilakukan perbankan adalah bekerja sama dengan berbagai merchant dan pusat perbelanjaan untuk menawarkan program promosi.

"Kalau kami tidak melakukan itu, kartu kami tidak akan digunakan, karena kompetitor yang lain juga melakukan hal yang sama," ujar General Manager Kartu Kredit PT Bank Bukopin Tbk Mukdan Lubis dalam konferensi pers di Mal Kota Kasablanca, Selasa (7/8).

Makdun mengungkapkan, kartu kredit perseroan menyasar segmen keluarga. Mayoritas transaksi berasal dari belanja kebutuhan sehari-hari (groseri) serta kebutuhan kuliner. Karenanya, strategi promosi perseroan juga disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
Salah satunya dengan mengandeng pusat perbelanjaan, yaitu Mal Kota Kasablanka di Jakarta dan Mal Ambarukmo Plaza di Yogyakarta melalui program promo di pusat perbelanjaan (mall branding).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama kerja sama itu, perseroan memberikan promo diskon maupun cashback transaksi kartu kredit di merchant yang berada di mitra pusat perbelanjaan. Mitra juga akan diuntungkan karena program promo bisa menarik pengunjung.

Langkah ini, kata Makdun, cukup ampuh untuk mendongkrak transaksi kartu kredit perseroan. Buktinya, tahun lalu, program mall branding di Kota Kasablanka berhasil meningkatkan transaksi kartu kredit di pusat perbelanjaan itu hingga seribu persen dibandingkan nilai transaksi sebelum keduanya bermitra.

Kini, nilai transaksi kartu kredit perseroan di mal yang dikelola oleh PT Elite Prima Hutama itu mencapai Rp3,5 miliar per hari.

Tak ayal, tahun ini, perseroan kembali bekerja sama dengan PT Elite Prima Hutama dalam menggelar program pemasaran mall branding yang berlangsung dari 29 Mei - 1 Oktober 2017.

Dalam rangka perayaan kemerdekaan, pada 17-18 Agustus mendatang, perseroan menggelar program promo cashback 20 persen untuk transaksi kartu kredit di semua tenant di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan itu, diskon pembelian gadget, hingga hadiah tiket pesawat pulang pergi untuk destinasi London dan Jepang bagi nasibah yang melakukan transaksi terbanyak.

"Untuk meningkatkan loyalitas pemegang kartu kredit, kami juga menawarkan beragam fitur menarik, seperti asurasi kecelakaan perjalanan, purchase protection, serta free executive lounge di bandara, reward point, cicilan nol persen, proteksi kredit dan one payment untuk transaksi bulanan," jelasnya.

Sepanjang semester I 2017, outstanding pembiayaan kartu kredit perseroan mencapai Rp3,9 triliun atau tumbuh sekitar 30,8 persen secara tahunan. Nilai transaksi kartu kredit di kisaran Rp300 miliar per hari. Tahun ini, perseroan menargetkan transaksi kartu kredit bisa mencapai Rp5 triliun.

Dari sisi jumlah kartu, perseroan menargetkan peningkatan sebesar 25 persen hingga 30 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 1,2 juta.

Direktur PT CIMB-Niaga Tbk Lani Darmawan juga mengaku, perseroan memperbanyak kegiatan promosi. "Kami bekerjasama dengan mitra usaha mulai dari department store retail, restoran, airlines, dan e-commerce untuk bisa menggairahkan penggunaan kartu kredit," tutur Lani.

Dengan langkah itu, perusahaan berhasil menjaga pertumbuhan transaksi kartu kredit tetap di dua digit. Berdasarkan laporan keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk, transaksi kartu kredit pada semester I 2017 tercatat tumbuh 13,1 persen secara tahunan jadi Rp8,12 triliun.

Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, transaksi kartu kredit perusahaan bisa tumbuh 25,5 persen menjadi Rp7,18 triliun. "Sejauh ini, pertumbuhan kartu kredit di semester I positif dan kami berharap masih bisa demikian sampai akhir tahun," ucap Lani.

Menurut Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede, kartu kredit menyasar transaksi konsumsi kelas menengah yang cenderung masih mengalami konsolidasi secara gradual. Kendati demikian, konsumsi kelas menengah masih berpotensi untuk tumbuh. Makanya, bank berupaya untuk menangkap potensi tersebut.

"Transaksi kartu kredit menggambarkan pola konsumsi kelas menengah yang cenderung masih mengalami konsolidasi yang gradual, namun tetap tumbuh," imbuhnya.

Ia menilai, kecenderungan konsumen menunda dan melakukan penghematan konsumsi pada semester I 2017 terjadi karena faktor kenaikan inflasi sejak awal tahun yang diikuti oleh tahun ajaran baru sekolah. Tak ayal, penjualan otomotif dan ritel yang cenderung menurun pada paruh pertama tahun ini.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi kartu kredit pada paruh pertama tahun ini tumbuh 4,3 persen secara tahunan dari Rp139,7 triliun menjadi Rp145,7 triliun.

Sebenarnya, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana transaksi kartu kredit hanya tumbuh di 1,8 persen.

Sementara, volume transaksi kartu kredit tumbuh sedikit lebih kencang dengan capaian 162,35 juta transaksi atau naik 8,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, jumlah kartu kredit yang beredar tercatat 16,77 juta keping atau turun 3,8 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu, 17,41 juta keping.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER