Penyaluran Kredit Mikro oleh Bank Swasta Loyo

CNN Indonesia
Rabu, 09 Agu 2017 14:04 WIB
Minimnya jaringan dan perubahan strategi penyaluran kredit menjadi beberapa faktor penyebab pelemahan tersebut.
Minimnya jaringan dan perubahan strategi penyaluran kredit menjadi beberapa faktor penyebab pelemahan tersebut. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyaluran kredit mikro pada bank swasta tahun ini mengalami tren menurun dibandingkan tahun lalu.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat penyaluran kredit mikro turun 29,4 persen secara tahunan (yoy) dari kisaran Rp1,1 triliun menjadi Rp800 miliar.

Direktur Maybank Jenny Wiriyanto mengungkapkan turunnya penyaluran kredit mikro merupakan bagian strategi perusahaan yang ingin beralih dari penyaluran kredit mikro secara langsung (direct) ke skema channeling.

"Kami tetap bermain di mikro cuma melalui strategi penetrasi yang berbeda," ujar Jenny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan menyadari adanya keterbatasan jaringan kantor cabang di daerah. Sementara, kunci dari keberhasilan kredit mikro adalah jaringan yang dekat dengan debitur.

Karenanya, bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Group Maybank Malaysia ini menggandeng koperasi maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melalui skema chanelling maupun joint financing. Artinya, ada penyaluran yang pencatatannya beralih ke kredit konsumsi.

"Dengan kerja sama dengan BPR yang [karakteristiknya] lebih rural saya rasa kualitas kami akan lebih baik. Kami tidak meninggalkan kredit mikro tetapi kami ingin yang lebih jago yang menangani," jelasnya.

Terkait dengan kualitas kredit, Jenny mengungkapkan perusahaan tidak merinci rasio kredit bermasalah untuk kredit mikro. Namun, rasio NPL untuk UMKM secara umum masih di bawah dua persen.

Penyaluran kredit mikro PT Bank Danamon Tbk pada paruh pertama tahun ini juga menurun. Per akhir Juni 2017, penyaluran kredit segmen mikro melorot 32 persen secara tahunan menjadi Rp8,5 triliun.

Direktur Keuangan Bank Danamon Vara Eve Lim menyatakan, penurunan penyaluran kredit terjadi karena turunnya permintaan dan ketatnya kompetisi.

Selain itu, perusahaan juga lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk menjaga kualitas kredit. Pasalnya, NPL kredit mikro masih jauh di atas rata-rata perusahaan. Per akhir semester I 2017, NPL kredit mikro capai 10 persen, level itu telah dijaga dalam sembilan bulan terakhir. Sementara, NPL perusahaan hanya ada di kisaran 3,2 persen.

"Saat ini fokus kita pembenahan dulu. Kalau kami tidak benahi tidak akan bagus," jelas Vera beberapa waktu lalu.

Vera menargetkan, hingga akhir tahun, penyaluran kredit segmen mikro akan turun 37 hingga 40 persen secara tahunan.

Penyaluran Kredit Mikro oleh Bank Swasta Loyo(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Di sisi lain, penyaluran kredit mikro PT Bank Bukopin Tbk menunjukkan peningkatan sepanjang semester I.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penyaluran kredit mikro perseroan sepanjang Januari-Juni mencapai Rp11,2 triliun atau tumbuh 25,9 persen. Angka ini setara dengan 15,41 persen dari total penyaluran kredit yang mencapai Rp72,9 triliun.

Jika dirinci, mayoritas kredit mikro disalurkan untuk pensiunan secara langsung (direct) yaitu sebesar 71,75 persen. Kemudian, penyaluran kredit mikro melalui swamitra mengekor dengan porsi 15,13 persen.

Setelah itu, penyaluran kepada pensiunan melalui channeling dan lainnya masing-masing berkontribusi sebesar 9,34 persen dan 3,77 persen.

Kualitas kredit mikro juga mampu dijaga. Hal itu ditunjukkan dengan turunnya rasio NPL dari 1,93 persen pada semester I 2016 menjadi 1,75 persen. Hal ini bisa terjadi megingat perusahaan lebih selektif dalam melakukan penyaluran kredit.

Beberapa strategi dalam mengelola bisnis mikro perseroan di antaranya fokus pada kredit langsung kepada pensiunan pegawai pemerintah, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia; fokus pada pengembagan aliansi strategis dengan PT Taspen dan PT Asabri; optimalisasi kinerja mitra/reseller.

Selain itu, perusahaan juga mengembangkan produk mikro branchless banking, fokus pada peningkatan kualitas kredit swamitra, dan fokus pada pengembangan bisnis koperasi dan pensiunan.

"Secara tahunan, target pertumbuhan kredit mikro sekitar 25 hingga 30 persen. Kualitas kredit akan dijaga dengan sistem," ujar Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi melalui pesan singkat.

Sebagai informasi, berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang Januari-Mei 2017,baki debet (outstanding) kredit mikro bank swasta nasional hanya mencapai 14,83 triliun atau turun 29,51 persen secara tahunan (yoy).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER