Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kinerja laba bersih mengilap di sepanjang semester I 2017, yakni bertumbuh 83,2 persen menjadi Rp784,2 miliar.
Mengutip laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan hari ini, Rabu (9/8), kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan perusahaan yang meningkat 8,39 persen menjadi Rp15,11 triliun dari Rp13,94 triliun.
Bila dirinci, bisnis selular menyumbang kontribusi tertinggi terhadap pendapatan perusahaan, yakni sebesar Rp12,57 triliun. Sementara, sisanya dari bisnis multimedia, komunikasi data dan internet sebesar Rp2,05 triliun, serta telekomunikasi tetap hanya sebesar Rp475,36 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak cuma itu, perusahaan juga mengklaim, perolehan laba bersihnya didukung oleh keberhasilan implementasi program peningkatan efisiensi operasional perusahaan.
Sayangnya, kenaikan ini sejalan dengan peningkatan jumlah beban perusahaan yang menjadi Rp12,86 triliun atau 5,15 persen dari semester I tahun lalu sebesar Rp12,23 triliun.
Adapun, dari sisi aset, perseroan malah membukukan penurunan tipis. Yakni, menjadi Rp49,39 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp50,83 triliun.
Begitu pun dengan jumlah liabilitas perusahaan yang tercatat turun tipis sepanjang semester I ini menjadi Rp34,91 triliun dari sebelumnya Rp36,66 triliun. Angka itu terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp15,86 triliun dan jangka panjang Rp19,04 triliun.
Asal tahu saja, penggunaan data Indosat selama masa mudik dan hari raya Idul Fitri tahun ini meningkat 113,6 persen jika dibandingkan dengan momen yang sama pada tahun lalu. Sementara, jika dibandingkan hari biasa kenaikannya mencapai 39,52 persen.
Sebelumnya, perusahaan juga telah menerbitkan surat utang (obligasi) melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan (PUB) II Indosat Tahap I 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun 2017 dengan nilai total Rp3 triliun.
Penerbitan itu dilakukan demi melunasi utang perusahaan kepada empat bank sekaligus sebesar Rp2,02 triliun. Keempat bank itu terdiri dari BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, dan Bank Mizhuo Indonesia.