Bank Indonesia Nyaman dengan Asumsi Rp13.500 per Dolar AS
CNN Indonesia
Sabtu, 19 Agu 2017 09:58 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) merasa nyaman dengan asumsi nilai tukar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN 2018) sebesar Rp13.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Kami nyaman dengan nilai tukar Rp13.500 per dolar AS, sekarang kan ada di Rp13.370 per dolar AS. Rp13.500 itu kurang lebih adalah cerminan dari nilai tukar rupiah tahun 2018," tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Kantor Kementerian Bidang Kemaritiman, Jumat (18/8).
Tahun depan, lanjut Agus, BI memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.400 hingga Rp13.600 per dolar AS.
Agus mengungkapkan, mata uang negara berkembang memang cenderung terdepresiasi tahun depan, tak terkecuali rupiah. Hal itu tak lepas dari dampak kebijakan moneter dan fiskal AS mulai dari berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan AS (FFR) hingga pemangkasan neraca bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Sebelumnya, BI memperkirakan The Fed bakal menaikkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali pada tahun 2018. Di akhir tahun, The Fed juga akan mulai memangkas neracanya yang membengkak akibat kebijakan pelonggaran kuatitatif (QE) beberapa tahun lalu.
Di sisi lain, perkembangan rupiah tahun depan juga akan dipengaruhi oleh aliran modal dari dan ke Indonesia.
Tahun ini, kepercayaan investor cukup baik terhadap fundamental perekonomian domestik. Hal itu ditandai dengan derasnya aliran modal masuk di pasar keuangan. Per akhir minggu kedua Agustus 2017,BI mencatat aliran modal masuk berkisar Rp115 triliun. Angka ini turun sekitar 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp137 triliun.
Lebih lanjut, BI juga akan terus berada di pasar untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tetap mencerminkan nilai fundamentalnya.
Sebagai informasi, hari ini, nilai tukar rupiah ditutup melemah 4 poin (0,03 persen) di Rp13.362 per dolar AS di pasar valuta asing, setelah bergerak di kisaran Rp13.357-Rp13.370.
"Kami nyaman dengan nilai tukar Rp13.500 per dolar AS, sekarang kan ada di Rp13.370 per dolar AS. Rp13.500 itu kurang lebih adalah cerminan dari nilai tukar rupiah tahun 2018," tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Kantor Kementerian Bidang Kemaritiman, Jumat (18/8).
Tahun depan, lanjut Agus, BI memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.400 hingga Rp13.600 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:INDEF Nilai RAPBN 2018 Lebih Hati-hati |
Agus mengungkapkan, mata uang negara berkembang memang cenderung terdepresiasi tahun depan, tak terkecuali rupiah. Hal itu tak lepas dari dampak kebijakan moneter dan fiskal AS mulai dari berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan AS (FFR) hingga pemangkasan neraca bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Sebelumnya, BI memperkirakan The Fed bakal menaikkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali pada tahun 2018. Di akhir tahun, The Fed juga akan mulai memangkas neracanya yang membengkak akibat kebijakan pelonggaran kuatitatif (QE) beberapa tahun lalu.
Tahun ini, kepercayaan investor cukup baik terhadap fundamental perekonomian domestik. Hal itu ditandai dengan derasnya aliran modal masuk di pasar keuangan. Per akhir minggu kedua Agustus 2017,BI mencatat aliran modal masuk berkisar Rp115 triliun. Angka ini turun sekitar 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp137 triliun.
Lebih lanjut, BI juga akan terus berada di pasar untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tetap mencerminkan nilai fundamentalnya.
Sebagai informasi, hari ini, nilai tukar rupiah ditutup melemah 4 poin (0,03 persen) di Rp13.362 per dolar AS di pasar valuta asing, setelah bergerak di kisaran Rp13.357-Rp13.370.
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK