Dongkrak IPM, Pemerintah Akan Bangun Sekolah Asrama di Papua

CNN Indonesia
Selasa, 22 Agu 2017 00:25 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, angka IPM Papua dan Papua Barat masing-masing 58,05 dan 62,21 pada tahun lalu dibandingkan IPM nasional 70,18 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, angka IPM Papua dan Papua Barat masing-masing 58,05 dan 62,21 pada tahun lalu dibandingkan IPM nasional 70,18 persen. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana untuk mengembangkan konsep sekolah berasrama di Papua dan Papua Barat mulai tahun depan. Sekolah asrama dinilai akan mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua dan Papua Barat yang saat ini masih mini dibandingkan rata-rata IPM nasional.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka IPM Papua dan Papua Barat masing-masing 58,05 dan 62,21 pada tahun lalu. Angka ini masih lebih kecil dibandingkan IPM nasional sebesar 70,18 di periode yang sama.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, sekolah di Papua dianggap bisa menjadi solusi karena sifat penduduk di pulau Papua yang tersebar. Jika pemerintah tetap kukuh mendirikan bangunan sekolah di setiap pemukiman, maka hal itu tak efisien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara geografis, penduduk Papua hanya di bawah 4 juta, tapi Papua ini merupakan provinsi terluas. Kosekuensinya, penduduknya menyebar, sehingga kalau mendirikan sekolah akan sangat costly (makan biaya)," ujarnya, Senin (21/8).

Selain tak efisien, membangun sekolah biasa di setiap pemukiman juga membuat aktivitas pendidikan tak produktif. Jika sekolah dibangun di satu pemukiman tertentu, maka siswa dari lokasi lainnya harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh hanya untuk mendapatkan pendidikan tersebut.

"Bisa dibayangkan bagaimana tidak produktifnya aktivitas belajar mengajar jika seperti ini. Makanya, kuncinya adalah sekolah asrama. Di Amerika Serikat atau Australia kan boarding school, tapi nanti di Papua ini lebih membantu dari segi akses, bukan eksklusivitas," kata Bambang.

Meski demikian, ia tidak menjelaskan jumlah anggaran serta jumlah sekolah yang akan dibangun nantinya. Ia hanya menyebut, nantinya sekolah berasrama ini bisa diperuntukkan bagi siswa dengan jenjang pendidikan dari kelas 4 Sekolah Dasar (SD) hingga kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Selain itu, ia menjelaskan, sudah ada beberapa sekolah model asrama yang beroperasi di Papua. "Kami inginnya, yang sudah ada ini diperbaiki dulu. Baru melangkah ke hal lainnya," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER