Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau EximBank menyatakan kebutuhan pendanaan pada kuartal IV 2017 mencapai Rp5,6 triliun dari target penerbitan surat berharga tahun ini sekitar Rp14 triliun.
Raharjo Adisusanto, Managing Director Treasury & International EximBank, mengungkapkan sebagaian pendanaan digunakan untuk ekspansi pembiayaan.
Per Juni 2017, penyaluran pembiayaan perusahaan telah mencapai Rp96,86 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen secara tahunan. Tahun ini, target penyaluran pembiayaan perusahaan mencapai Rp110 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai lembaga keuangan khusus milik pemerintah yang beroperasi secara independen berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 2009, pembiayaan perusahaan sejalan dengan program pemerintah dalam hal mendukung pembiayaan ekspor nasional.
"LPEI ini sumber pendanaannya pasti dari obligasi maupun pinjaman. Kami tidak seperti bank yang, bisa menyimpan dana pihak ketiga," ujar Raharjo saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, kemarin, Rabu (23/8).
Sementara, sebagian pendanaan lainnya untuk membayar utang. Hingga akhir tahun, perseroan harus melunasi obligasi jatuh tempo sebesar Rp3, 95 triliun terdiri dari Rp1,79 triliun jatuh tempo pada 5 September, Rp1,49 triliun jatuh tempo pada 16 Oktober, dan Rp672 miliar jatuh tempo pada 2 Desember.
"Kami sudah menyiapkan dana [pelunasan] baik dengan refinancing melalui penerbitan obligasi maupun aset treasury kami yang didapat dari Penyertaan Modal Negara maupun pinjaman perbankan," ujarnya.
Raharjo merinci, tahun ini EximBank telah menerbitkan obligasi dua kali yaitu pada semester I sebesar Rp5,22 triliun dan Rp3, 2 triliun pada Juli-Agustus lalu.
Penerbitan surat berharga tersebut merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan III (PUB III) perseroan yang saat ini plafonnya tersisa sekitar Rp2 triliun.
"Jika PUB III habis plafonnya, maka kami akan terus berkelanjutkan dengan PUB IV," jelasnya.
Respon investor terhadap obligasi terbitan EximBank cukup baik. Pada penerbitan obligasi terakhir, obligasi yang awalnya ditawarkan Rp2 triliun mengalami kelebihan permintaan hingga 2,27 kali menjadi Rp4,5 triliun.
(gir)