Jakarta, CNN Indonesia -- PT Modern Sevel Indonesia (7-Eleven) telah resmi menutup gerainya sejak 30 Juni lalu. Namun, jaringan
covenience store ini tercatat masih memiliki utang kepada pihak bank dan
supplier sebesar Rp899 miliar. Sementara itu, total aset perseroan saat ini hanya tersisa Rp177 miliar.
Berdasarkan data yang dipublikasikan induk usahanya, PT Modern Internasional Tbk pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Rabu (30/8), hampir seluruh utang tersebut sudah jatuh tempo. Dari total utang tersebut hanya Rp77 juta yang belum memasuki waktu jatuh tempo.
Adapun utang jatuh tempo Sevel terdiri dari utang pada bank sebesar Rp588 miliar, perusahaan pembiayaan sebesar Rp50,67 miliar, dan utang pada supplier sebesar Rp156,29 miliar. Selain itu, Sevel juga memiliki utang jatuh tempo pada kontraktor sebesar Rp11,75 miliar, sewa tanah sebesar Rp10,05 miliar, biaya pesangon karyawan Rp18,85 miliar, pada Modern Group sebesar RP41,5 miliar dan pihak lainnya terutama provider internet sebesar Rp6,71 miliar.
Dari seluruh krediturnya, Sevel tercatat memiliki utang paling besar ke Stancard Chartered Bank sebesar Rp242 miliar, Bank Mandiri Rp164 miliar, dan Bank CIMB Niaga Rp180 miliar. Namun, pada bank-bank tersebut, Sevel tak hanya memberikan jaminan berupa aset perseroan, tetapi juga jaminan pribadi Sungkono Honaris dan Henri Honoris selaku pemilik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT