Gerai 7-Eleven Tutup, Induk Usaha Bakal Blakblakan ke Publik

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jul 2017 18:11 WIB
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) berjanji akan mengadakan paparan publik (public expose) terkait penutupan seluruh gerai 7-Eleven.
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) berjanji akan mengadakan paparan publik (public expose) terkait penutupan seluruh gerai 7-Eleven. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Modern Internasional Tbk (MDRN) berjanji akan mengadakan paparan publik (public expose) terkait penutupan seluruh gerai 7-Eleven pada akhir bulan Juni kemarin dan kelanjutan dari bisnis perusahaan ke depan.

Pada hari ini, Kamis (6/7), Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan rapat dengan perusahaan tersebut. Usai rapat, pihak manajemen enggan memberikan komentar kepada awak media terkait pembahasan yang dilakukan selama rapat.

"Nanti akan kami beritahu, no comment," ucap Donny secara singkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Direktur Operasional Ivan Budiman mengatakan, pihaknya akan menggelar paparan publik dalam hitungan waktu sekitar dua hingga tiga minggu dari hari ini.

"Sekalian semua dijelaskan di paparan publik," kata Ivan secara terpisah.

Adapun, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menuturkan, manajemen MDRN memaparkan kembali kondisi yang terjadi, seperti penutupan seluruh gerai dan bisnis perusahaan saat ini, serta berjanji untuk melakukan paparan publik.

Menurut Samsul, manajemen sadar betul jika pendapatan yang diraih dari produk 7-eleven memiliki kontribusi yang tinggi terhadap seluruh pendapatan perusahaan. Namun, penutupan gerai itu juga bukan tanpa alasan.

"Mereka juga menjelaskan ini merupakan pendapatan terbesar tapi mereka masih punya pendapatan lain. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan juga," tutur Samsul.

BEI pun sempat menanyakan tentang kinerja perusahaan ke depan setelah penutupan seluruh gerai, tetapi pihak Modern Internasional belum melakukan prediksi penghitungan ke depan.

"Masih hitung-hitung kira-kira berapa," katanya.

Dalam laporan keuangan terakhir perusahaan, Modern Internasional memiliki tiga lini bisnis, yang terdiri dari produk 7-Eleven, produk industri, dan lain-lain. Samsul menyebutkan, perusahaan akan fokus pada bisnis penjualan alat kesehatan dan mesin foto copy.

Terimbas Larangan Menjual Minuman Beralkohol

Samsul memastikan, perusahaan masih hidup meski sumber pendapatan terbesarnya kini telah tutup. Sehingga, BEI tidak akan melakukan suspensi terhadap Modern Internasional.

"Harga sahamnya memang sudah Rp50 per saham, tapi kan bisnis ada risiko," jelas Samsul.

Terpantau, harga saham perusahaan sejak 19 Juni 2017 memang tidak bergerak dari posisi terbawah, Rp50 per saham. Bahkan, sebelum itu harga saham Modern Internasional terus mengalami penurunan dan berada di bawah Rp100 per saham.

Lebih lanjut Samsul mengatakan, merk 7-Eleven sendiri sebenarnya dinilai kuat. Namun, segala bisnis memiliki risikonya masing-masing sehingga terjadi penutupan seluruh gerainya di Indonesia.

Pihak perusahaan pun mengakui, faktor regulasi menjadi salah satu penyebab ditutupnya gerai 7-Eleven. Hal ini terkait biaya sewa dan faktor pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket.

"Mereka sampaikan tapi tidak (faktor) mayoritas," imbuh Samsul.

Dengan ditutupnya gerai 7-Eleven, Samsul membeberkan, secara otomatis beban biaya yang harus dikeluarkan Modern Internasional akan berkurang. Pasalnya, gaji yang biasanya dikeluarkan untuk pegawai 7-Eleven kini tidak perlu lagi dilakukan.

"Lalu pengadaan barang dan lain-lain itu beratkan mereka," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER