Jakarta, CNN Indonesia -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road masih mengkaji rencana melakukan pelepasan saham (divestasi) atas 10 ruas jalan tol.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Shastia Hadiarti menyatakan, sebenarnya divestasi tersebut direncanakan terwujud pada kuartal II tahun ini.
Namun, setelah dilakukan penilaian terhadap beberapa penawaran yang masuk dari calon investor, manajemen menilai belum ada yang memenuhi target yang diharapkan oleh PT Waskita Toll Road.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi pendanaan proyek-proyek infrastruktur terutama jalan tol, Waskita dan Waskita Toll Road tetap berencana untuk melakukan divestasi ruas jalan tol dimaksud. Skema atas divestasi tersebut masih dalam kajian manajemen," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/9).
Nilai kontrak baru Waskita yang sudah diperoleh sampai dengan minggu pertama September 2017 adalah sebesar Rp 43 triliun, yang masih didominasi oleh proyek infrastruktur khususnya jalan tol.
Sebelumnya Waskita Karya akan menjual kepemilikan sahamnya di sembilan ruas jalan tol di kawasan Trans Jawa. Penjualan ini akan dilakukan melalui proses lelang.
Direktur Utama Muhammad Choliq menuturkan, sesuai rencana proses tender akan dimulai bulan ini. Sehingga, tahap financial closing ditargetkan selesai pada akhir September mendatang.
"Peminatnya ada banyak, ada 14," ujarnya, Rabu (9/8).
Bila dirinci, terdapat sekitar enam investor asing yang berminat untuk membeli saham tol di Trans Jawa. Sementara, sisanya merupakan investor lokal termasuk PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Astra International Tbk (ASII).
"Untuk target dananya sendiri, dari Waskita ya semakin besar semakin baik," jelas dia.
Namun, ia memastikan, ruas tol yang dipilih merupakan ruas tol yang sudah memiliki keuntungan tiap bulannya. Dengan demikian, perusahaan berharap tidak ada pihak yang dirugikan dari transaksi jual beli saham tersebut.
"Jadi, setiap transaksi harus untung, kalau rugi nanti saya dipanggil," kata Choliq.
Sebelumnya, Choliq menyebut, perseroan menargetkan mendapatkan dana segar sebesar Rp7 triliun-Rp10 triliun dari penjualan saham ruas tol hingga akhir tahun ini.