Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengklaim mampu membangun pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) berkapasitas 3.000 megawatt (MW) sampai 2019 mendatang.
"Kalau saya dikasih kesempatan sampai 2019, saya yakin 3.000 MW bisa jalan," ujarnya, Rabu (13/9).
Ia optimistis, target tersebut bisa dicapai, mengingat dalam 10 bulan pertama masa kepemimpinannya, ia mampu memenuhi kontrak dan membangun pembangkit listrik berbasis EBT mencapai 1.000 MW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, 700 MW di antaranya merupakan kontrak pembangunan kelistrikan yang telah ditandatangani. Sisanya, sebanyak 300 MW merupakan operasi komersial (Commercial Operation Date/COD) yang berbasis EBT gheotermal.
"Untuk di geothermal, selama saya 10 bulan ada yang COD dan sebagainya itu 300 MW. Jadi, total 1.000 MW," kata mantan menteri perhubungan itu.
Di sisi lain, pemerintah juga telah berkomitmen mempercepat perizinan untuk tanda tangan kontrak pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT tersebut.
Namun, di satu sisi, ia juga meminta PT PLN (Persero) turut mempercepat cara kerja, sehingga pengajuan proposal proyek dapat diteken lebih cepat juga.
"Kalau PLN tidak pakai surat dulu untuk mengajukan usulan, rapat di Bogor, rapat lagi di Bali, terus ke Batam, rapat lagi di kantor PLN, itu semua tidak ada. Bisa lebih cepat," jelasnya.
Bersamaan dengan percepatan dan target tersebut, Jonan yakin, target lain, yaitu bauran EBT bisa mencapai 23 persen dari total penggunaan energi sampai tahun 2025 mendatang.