Jakarta, CNN Indonesia -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk memperoleh fasilitas kredit sindikasi dari sembilan bank asing senilai Rp5 triliun dengan tenor lima tahun yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBC) berperan sebagai
mandated lead arranger dan
bookrunner. Adapun, suku bunga pinjaman menggunakan tingkat bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) sebesar 2,77 persen per tahun atau setara 7,77 persen per tahun.
Direktur Utama Waskita Muhammad Choliq menuturkan, selama tiga tahun terakhir perusahaan tumbuh lebih dari 100 persen, baik dari sisi perolehan kontrak yang ditangani maupun kontrak penjualan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan yang cukup tinggi ini membutuhkan pendanaan yang cukup besar," ujar Choliq di sela acara Penandatangan Kredit Sindikasi di Hotel Dafam Teraskita, Senin (18/9).
Choliq menyebutkan, perusahaan konstruksi pelat merah itu membutuhkan pendanaan sebesar Rp120 triliun dalam tiga tahun ke depan. Dana akan digunakan untuk membiayai pendanaan proyek jalan tol di Jawa dan Sumatera sepanjang 1.260 kilometer (km),transmisi listrik 500 kilovoltamepere (kVA) di Sumatra sepanjang 700 km, dan LRT di Palembang, Sumatera Selatan sepanjang 24 km.
"Proyek-proyek itu harus kami selesaikan selambat-lambatnya pada 2019," ujar Choliq.
Direktur Utama SMBC Indonesia Kazuhiza Miyagawa menyampaikan, terwujudnya kredit sindikasi ini merupakan bentuk dukungan kuat perbankan internasional terhadap pembangunan di Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur. Dalam sindikasi ini, perseroan mengambil porsi sebesar Rp1,2 triliun.
"Kami akan terus melakukan ekspansi (pembiayaan) ke sektor infrastruktur seperti yang diharapkan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan," tuturnya.
Selain SMBC, delapan bank lain yang menyediakan pinjaman yaitu, Bank of China (Hong Kong) Limited Cabang Jakarta, PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank Permata Tbk, PT OCBC NISP Tbk, PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, PT Bank CTBC Indonesia, PT Bank Shinhan Indonesia, dan PT Bank SBI Indonesia.
Sebagai informasi, per minggu pertama September 2017, nilai kontrak baru yang telah diperoleh perseroan telah mencapai Rp43 triliun dari target Rp63,08 triliun. Kontrak baru masih didominasi oleh proyek infrastruktur khususnya jalan tol.
Berdasarkan Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan 2017, target nilai kontrak yang dikelola mencapai Rp144, 34 triliun yang terdiri dari sisa kontrak 2016 sebesar Rp81,25 triliun dan kontrak baru Rp63,08 triliun.
Per semester I 2017, perseroan meraup laba bersih senilai Rp1, 4 triliun atau tumbuh 145 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capain laba tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan usaha sepanjang paruh pertama tahun ini yang mencapai 92,4 persen menjadi Rp15,5 triliun.
Sementara, total aset yang dikelola perseroan sampai dengan semester I 2017 mencapai Rp75,9 triliun.