Waskita Beton Bukukan Kontrak Rp6,3 Triliun Per Juli

CNN Indonesia
Selasa, 22 Agu 2017 19:19 WIB
Kontrak baru itu diraih dari beberapa proyek, seperti proyek jalan tol Legundi-Blunder Rp3 triliun dan Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp1,5 triliun.
Kontrak baru itu diraih dari beberapa proyek, seperti proyek jalan tol Legundi-Blunder Rp3 triliun dan Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp1,5 triliun. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengantongi kontrak baru sebesar Rp6,3 triliun pada tujuh bulan pertama tahun ini. Sementara, nilai kontrak bawaan tahun lalu (carry over) mencapai Rp10,2 triliun.

Sekretaris Perusahaan Ratna Ningrum menjelaskan, kontrak baru itu diraih dari beberapa proyek, seperti proyek jalan tol Legundi-Blunder Rp3 triliun dan Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp1,5 triliun.

"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, nilai kontrak dalam setahun dikelola Rp15 triliun, sekarang (Juli) sudah Rp16,5 triliun," papar Ratna, Selasa (22/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, perusahaan menargetkan dapat meraih kontrak baru sebesar Rp12,3 triliun hingga akhir tahun ini. Melihat pencapaiannya saat ini, manajemen pun optimis meraih target tersebut.

Sebetulnya, target itu tidak jauh berbeda dengan target kontrak baru tahun lalu yang juga sekitar Rp12 triliun. Pada semester I ini kontrak baru perusahaan tercatat naik 34 persen menjadi Rp5,57 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp4,15 triliun.

Adapun, perusahaan akan melakukan pembelian saham kembali (buyback) dalam waktu 18 bulan mendatang atau sampai 2019 awal. Perusahaan pun menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun untuk merealisasikan rencana tersebut.

"Untuk rentang harga tidak bisa kami sebut, kami melihat pasar kapan kami masuk," terang Ratna.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan semester I 2017, sebanyak 60 persen kepemilikan saham perusahaan digenggam oleh induk usahanya PT Waskita Karya Tbk (WSKT), sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.

Menurut Ratna, perseroan akan membeli kembali saham maksimal tujuh persen. Namun, pembelian itu akan dilakukan secara bertahap. Untuk dananya sendiri, perusahaan telah menyiapkannya secara internal.

"Uang dari kas kami, kan ada dana dari induk, jadi dari induk dipercepat pencairannya," tutur dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER