Harga Minyak Mentah AS Terkerek Penurunan Stok

CNN Indonesia
Kamis, 28 Sep 2017 08:00 WIB
Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,5 persen atau sekitar US$0,26 menjadi US$52,14 per barel.
Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,5 persen atau sekitar US$0,26 menjadi US$52,14 per barel. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,5 persen atau sekitar US$0,26 menjadi US$52,14 per barel pada penutupan perdagangan Rabu (27/9).

Dikutip dari Reuters, data Badan Administrasi Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA) mencatat, terjadi penurunan persediaan minyak mentah AS sekitar 1,8 juta barel dalam sepekan terakhir.

Padahal, pasar memperkirakan ada kenaikan stok sekitar 3,4 juta barel menjadi 9,55 juta barel per minggu pada pekan lalu. Kendati begitu, peningkatan harga masih terbatas lantaran adanya penguatan nilai tukar (kurs) dolar AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di sisi lain, meski persediaan minyak mentah menurun, stok bensin justru meningkat lantaran aktivitas penyulingan yang kembali lancar usai diterpa Badai Harvey yang melanda sampai awal bulan ini.

Tercatat, tingkat utilisasi kilang meningkat 5,4 persen menjadi 88,6 persen dari total kapasitas. Ini merupakan catatan tertinggi sejak Badai Harvey mulai membayangi penyulingan pada 25 Agustus lalu.

Selain itu, penguatan harga minyak mentah AS juga dipengaruhi oleh penurunan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan negara-negara produsen minyak lainnya.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent justru terkoreksi hampir 1,0 persen atau sekitar US$0,54 menjadi US$57,9 per barel pada penutupan perdagangan kemarin.


Capaian tersebut tergelincir dari rekor harga tertinggi yang ditorehkan Brent pada perdagangan Senin lalu, mencapai US$58,37 per barel. Ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2015 lalu.

Namun, para analis melihat, penguatan harga minyak mentah WTI mulai kompetitif dan mampu mengimbangi harga Brent. Sebab, dari sisi ekspor, ada peningkatan sekitar 1,5 juta barel per hari pada pekan lalu.

"Melihat ekspor AS yang lebih besar akan menimbulkan ancaman terhadap tingkat premi Brent," kata Gene McGillian, manajer riset pasar Tradition Energy di Stamford, Connecticut, Kamis (28/9).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER