Sampoerna Minta Pemerintah Dukung Sistem Produksi Terpadu

CNN Indonesia
Minggu, 15 Okt 2017 02:16 WIB
PT HM Sampoerna Tbk meminta pemerintah mendukung Sistem Produksi Terpadu yang diklaim mampu mendongkrak produktivitas petani tembakau 25 persen.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agustiyanti).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT HM Sampoerna Tbk meminta pemerintah untuk mendukung program kemitraan Sistem Produksi Terpadu yang diklaim mampu mendongkrak produktivitas petani tembakau hingga 25 persen.

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Mindaugas Trumpaitis menyebutkan, pihaknya telah bermitra dengan sebanyak 27.500 petani tembakau yang menggarap lahan seluas 24.500 hektar untuk menggunakan inovasi terbaru Sistem Produksi Terpadu.

Menurut dia, Sistem Produksi Terpadu diperkenalkan kepada petani di daerah yang menjadi lumbung penghasil tembakau, seperti Rembang, Lombok, dan Wonogiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap program ini dapat terus mendapat dukungan penuh dari pemerintah agar bisa meningkatkan kesejahteraan petani tembakau," ujar Minaugas dalam keterangan tertulis pada perhelatan Trade Expo Indonesia 2017, Sabtu(14/10).


Melalui Sistem Produksi Terpadu, petani tembakau diperkenalkan dengan teknologi dan praktik efektif. Salah satunya, teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen.

Selain itu, ada teknologi alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen. Alhasil, Sistem Produksi Terpadu tersebut mampu mendongkrak produktivitas hingga 25 persen.

Dalam pelaksanaannya, sistem tersebut melibatkan tiga komponen utama yakni, petani, pemasok, dan pabrikan. Para petani mitra akan mendapat akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian, serta akses pasar bagi hasil produksi.

Program tersebut dinilai sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan inovasi demi meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau sehingga bisa bersaing di rantai pasar nasional maupun global.

(lav/dit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER