Industri di Sumatera Utara Alami Defisit Gas

CNN Indonesia
Selasa, 17 Okt 2017 18:24 WIB
Kementerian Perindustrian menyatakan, melonjaknya kebutuhan gas bumi untuk industri di Sumatera Utara tidak berbanding lurus dengan cadangan yang ada.
Kementerian Perindustrian menyatakan, melonjaknya kebutuhan gas bumi untuk industri di Sumatera Utara tidak berbanding lurus dengan cadangan yang ada. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa Provinsi Sumatera Utara sudah mulai mengalami defisit kebutuhan gas.

Staff Ahli bidang Sumber Daya Industri Kementerian Perindustrian Diah Winarni Pujiwati mengungkapkan, melonjaknya kebutuhan gas bumi untuk industri di Sumatera Utara tidak sejalan dengan cadangan yang ada.

"Gas di Sumatera bagian Utara semakin kecil pasokannya, padahal permintannya makin banyak, khususnya bagi industri dan untuk PLN" terangnya di Jakarta, Selasa (17/10)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia memaparkan di tahun ini, total kebutuhan gas bumi di Sumatera Utara sudah mencapai hampir 300 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (MMSCFD), sedangkan cadangan gas yang ada tidak mencapai 250 MMSCFD.

Diah memproyeksi, pada 2035 mendatang, kebutuhan gas bumi untuk kegiatan industri di Sumatera Utara mencapai hampir 400 MMSCFD dan PLN mencapai 350 MMSCFD. Kendati demikian, berdasarkan data yang ia paparkan, cadangan gas di Sumatera Utara pada tahun tersebut tidak mencapai 200 MMSCFD.

"Saat ini masih banyak permasalahan mengenai gas bumi yang dihadapi Sumatera Utara, khususnya Medan," katanya.

Salah satunya adalah ketersediaan gas bumi di Medan yang tak stabil. Ia kerap kali mendapatkan laporan dari pelaku usaha setempat yang menggunakan gas bumi, bahwa pengeboran terkadang tidak menimbulkan gas, melainkan angin.

Ia juga menuturkan bahwa banyak pelaku usaha setempat yang membutuhkan infrastruktur gas bumi, mengingat gas merupakan sumber energi utama bagi sebagian industri di sana. Sementara, infrastruktur gas untuk industri di Medan lebih banyak didominasi oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN.


"Saya mengharapkan lebih banyak penyedia gas lain yang mungkin bisa kompetitif," imbuhnya.

Selain itu, ia menilai bahwa pembangunan pelabuhan di dekat kawasan industri sangatlah penting untuk distribusi gas bumi.

Ia memaparkan bahwa pasokan gas bumi lebih banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian timur. Sehingga, kapal merupakan salah satu solusi untuk distribusi gas bumi tersebut, mengingat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER