Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan kembali merevisi pertumbuhan penjualan listrik dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 yang tengah disusun perseroan saat ini.
Sebagai informasi, RUPTL merupakan pedoman pengembangan sistem kelistrikan di wilayah usaha PLN yang disusun dalam jangka waktu 10 tahun.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan, asumsi pertumbuhan penjualan perlu disesuaiakan karena realisasi penjualan listrik PLN tidak sejalan dengan RUPTL 2017-2026.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar gambaran, penjualan listrik PLN dalam perhitungan tahun berjalan (year to date/ytd) Agustus 2017 hanya 2,8 persen. Padahal, di dalam RUPTL sebelumnya, rata-rata pertumbuhan penjualan listrik per tahun dipatok di angka 8,3 persen.
“Dengan melihat pertumbuhan penjualan energi ke depan yang tidak sama dengan RUPTL sebelumnya, maka kami akan lakukan penyesuaian,” ujar Syofvi ditemui di kantornya, Selasa (17/10).
Ia menambahkan, proses menentukan asumsi pertumbuhan penjualan cukup menyita waktu karena perusahaan harus menyesuaikan angka-angka tersebut dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun ke depan.
Perhitungannya, setiap 1 persen kenaikan pertumbuhan ekonomi bisa mendorong pertumbuhan penggunaan listrik sebesar 1,3 persen.
Meski perhitungannya membutuhkan upaya keras, namun PLN janji akan menyelesaikan draf RUPTL terbaru secepat mungkin. “Draft RUPTL segera dikeluarkan agar jadi acuan 2018,” tambahnya.
Penyesuaian asumsi terbaru pertumbuhan penjualan listrik, menyebabkan perusahaan tidak akan mengubah asumsi penambahan pembangkit hingga 2027 mendatang. Sebab, jika penambahan pembangkit tak sejalan dengan permintaannya, maka nanti listrik yang dihasilkan bisa mubazir.
Menurut Syofvi, asumsi penambahan pembangkit di dalam RUPTL mendatang kemungkinan akan sama seperti pedoman sebelumnya, yakni 77,9 Gigawatt (GW).
“Kita tidak menambah pembangkit baru lagi. Kami menggunakan asumsi penambahan pembangkit di 2017 dengan penyesuaian beban yang ada saat ini,” lanjutnya.