Kemenperin Jengkel Harga Gas Industri di Medan Masih Mahal
CNN Indonesia
Selasa, 17 Okt 2017 19:41 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan harga gas untuk industri di Medan dapat mencapai lebih dari US$10,28 per MMBTU. Padahal, bila sesuai aturan batasan harga atas gas di Medan ditetapkan sebesar US$9,95 per MMBTU.
"Sebenarnya kan ketentuannya US$9,95 per MMBTU tapi kalau mau menaikan kapasitas dari gas nya itu bisa sampai US$10 per MMBTU," ucap Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri Kemenperin Diah Winarni, Selasa (17/10).
Menurut Diah, hal itu sebenarnya tidak ada dalam Keputusan Menteri (Kepmen), tetapi realita itu sudah menjadi rahasia umum dalam industri gas di Medan. Terlebih lagi, jika industri menggunakan gas di luar kesepakatan, maka juga bisa dikenakan biaya tambahan hingga 120 persen.
"Nah itu kebiasaan, dasarnya apa. Kan semua harus ada dasarnya apa. Jadi seperti waktu kontrak berapa tapi pemakaian jadi berapa. Padahal kan industri juga memberikan nilai tambah ekonomi untuk daerah," papar Diah.
Lebih lanjut ia menjelaskan, harga gas di Medan memang terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan kota lainnya. Pasalnya, beberapa kota lainnya masih bisa dibawah US$9 per MMBTU.
"Medan mahal karena lebih ke pipa transmisinya, itu perusahaan sudah investasi besar tapi ternyata gas nya tidak ada, jadi kan dibebankan ke industri," sambung Diah.
Menurut Diah, produksi gas untuk industri di Medan terbilang tidak stabil. Seringkali produksi yang dihasilkan bukan gas, melainkan angin. Bahkan, saluran pipa gas harus melewati arun terlebih dahulu. Maka dari itu, industri di Medan sempat berpikir untuk melakukan impor atau pipa gas langsung dari Belawan.
"Atau coba dari sumur langsung mungkin tidak semahal seperti ini, pipa banyak, transmisi banyak," tuturnya.
Staf Khusus Menteri Perindustrian Happy Bone Zulkarnaen mengatakan, harga gas rata-rata sepanjang tahun 2016 berada di level US$5,62 per MMBTU untuk industri. Kendati demikian, ada disparitas harga yang begitu tinggi. Harga tertinggi mencapai US$8,62 per MMBTU dan terendah US$0,22 per MMBTU.
"Sebenarnya kan ketentuannya US$9,95 per MMBTU tapi kalau mau menaikan kapasitas dari gas nya itu bisa sampai US$10 per MMBTU," ucap Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri Kemenperin Diah Winarni, Selasa (17/10).
Menurut Diah, hal itu sebenarnya tidak ada dalam Keputusan Menteri (Kepmen), tetapi realita itu sudah menjadi rahasia umum dalam industri gas di Medan. Terlebih lagi, jika industri menggunakan gas di luar kesepakatan, maka juga bisa dikenakan biaya tambahan hingga 120 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Industri di Sumatera Utara Alami Defisit Gas |
"Nah itu kebiasaan, dasarnya apa. Kan semua harus ada dasarnya apa. Jadi seperti waktu kontrak berapa tapi pemakaian jadi berapa. Padahal kan industri juga memberikan nilai tambah ekonomi untuk daerah," papar Diah.
Lebih lanjut ia menjelaskan, harga gas di Medan memang terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan kota lainnya. Pasalnya, beberapa kota lainnya masih bisa dibawah US$9 per MMBTU.
Menurut Diah, produksi gas untuk industri di Medan terbilang tidak stabil. Seringkali produksi yang dihasilkan bukan gas, melainkan angin. Bahkan, saluran pipa gas harus melewati arun terlebih dahulu. Maka dari itu, industri di Medan sempat berpikir untuk melakukan impor atau pipa gas langsung dari Belawan.
"Atau coba dari sumur langsung mungkin tidak semahal seperti ini, pipa banyak, transmisi banyak," tuturnya.
Staf Khusus Menteri Perindustrian Happy Bone Zulkarnaen mengatakan, harga gas rata-rata sepanjang tahun 2016 berada di level US$5,62 per MMBTU untuk industri. Kendati demikian, ada disparitas harga yang begitu tinggi. Harga tertinggi mencapai US$8,62 per MMBTU dan terendah US$0,22 per MMBTU.
Lihat juga:Pupuk Indonesia Desak Penurunan Harga Gas |
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK