Stok AS Anjlok, Harga Minyak Menanjak

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 19 Okt 2017 07:07 WIB
Energy Information Administration mencatat, persediaan minyak AS turun 5,7 juta barel pada pekan lalu, padahal analis memperkirakan hanya turun 4,2 juta barel.
Energy Information Administration mencatat, persediaan minyak AS turun 5,7 juta barel pada pekan lalu, padahal analis memperkirakan hanya turun 4,2 juta barel. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah kembali menguat pada penutupan perdagangan Rabu (18/10), karena persediaan minyak Amerika Serikat (AS) turun melebihi perkiraan para analis.

Badan Administrasi Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA) mencatat, persediaan minyak mentah AS turun 5,7 juta barel pada pekan lalu. Padahal, analis memperkirakan hanya turun 4,2 juta barel.

Sementara tingkat penyulingan minyak AS turun 4,7 persen menjadi 84,5 persen dari total kapasitas. Ini merupakan yang paling lambat secara musiman sejak 2011 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kemunduran dalam tingkat pemanfaatan kilang terjadi saat penyulingan menjalani perawatan musiman," kata Anthony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging LLC, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/10).

Alhasil, harga minyak mentah Brent naik US$0,27 atau 0,46 persen menjadi US$58,15 per barel. Sementara, harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik US$0,16 atau 0,3 persen menjadi US$52,04 per barel.

Selain itu, harga minyak juga mendapat dorongan dari ketegangan di Kurdistan, Irak. Di mana ekspor minyak dari Kurdi meningkat lebih dari setengahnya, sesaat usai militer Irak merebut kembali ladang minyak dari pasukan Peshmerga.


Ancaman lain dari Timur Tengah, yaitu perselisihan antara AS dan Iran lantaran Presiden AS Donald Trump menolak mengesahkan peraturan Iran atas kesepakatan nuklir. Hal ini membuat kongres AS memutus tindakan lebih lanjut terhadap Teheran.

Terakhir, ada sentimen dari sinyal perpanjangan pemangkasan produksi minyak dari Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan Rusia.

Saat ini pelaku pasar memperkirakan dua hal. Pertama, OPEC akan mempertahankan pemangkasan sampai akhir 2018, atau kedua, OPEC akan memperpanjang sampai enam atau sembilan bulan ke depan. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER