Harga Minyak Terkerek Ramalan Permintaan Pasokan OPEC

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 12 Okt 2017 07:55 WIB
Harga minyak mentah kembali menguat pada perdagangan kemarin berkat proyeksi OPEC yang menyebut permintaan pasokan akan meningkat tahun depan.
Harga minyak mentah kembali menguat pada perdagangan kemarin berkat proyeksi OPEC yang menyebut permintaan pasokan akan meningkat tahun depan. (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah kembali menguat pada penutupan perdagangan Rabu (11/10) berkat proyeksi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) bahwa permintaan pasokan akan meningkat pada tahun depan.

Tercatat, harga minyak mentah Brent kembali naik tipis 0,6 persen atau sekitar US$0,33 menjadi US$56,94 per barel, setelah kemarin menguat hingga dua persen. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,8 persen atau sekitar US$0,38 menjadi US$51,3 per barel.

OPEC memperkirakan, kebutuhan minyak dunia mencapai 33,06 juta barel per hari (bph) pada tahun depan. Angka ini meningkat sekitar 230 ribu bph dari proyeksi semula pada Juli lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per September lalu, produksi minyak mentah OPEC berada di angka 32,75 juta bph atau meningkat sekitar 89 ribu bph, sedangkan pasokan minyak mentah di negara-negara maju turun 24,7 juta barel menjadi 2,99 miliar barel.

Sementara itu, produksi minyak mentah Arab Saudi hanya sekitar 9,97 bph pada September lalu, sedikit meningkat, namun masih di bawah target OPEC.

Kendati permintaan diproyeksi meningkat, negara-negara anggota OPEC dan non OPEC seperti Rusia telah menyetujui pembatasan produksi minyak sekitar 1,8 juta bph sampai Maret 2018. Pembatasan tersebut rencananya akan kembali diperpanjang guna menjaga harga pasar. Adapun negara non OPEC, diperkirakan hasil produksi minyak mentahnya akan turun dari 90 ribu bph menjadi 60 ribu bph.

Bersamaan dengan proyeksi tersebut, OPEC memperkirakan, harga minyak mentah dunia bisa berada di rentang US$50-55 per barel pada tahun depan.

Meski OPEC membatasi produksi tahun ini, Amerika Serikat (AS) rupanya tak sejalan dengan itu. Tercatat, produksi minyak mentah AS justru naik sekitar 10 persen menjadi lebih dari 9,5 juta bph. Bahkan, ketersediaan minyak mentah AS disebut juga meningkat, sekitar 3,1 juta barel pada awal Oktober lalu.

Di sisi lain, sentimen harga minyak mentah pada perdagangan kemarin, juga mendapat pengaruh dari ketegangan di Kurdistan, Irak bagian utara, yang ingin memisahkan diri. Dikabarkan, ketegangan berlanjut hingga pasukan pemerintah dan para militer Irak tengah mempersiapkan serangan besar ke kawasan Kurdi. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER