Perpanjangan Pembatasan Produksi OPEC Kerek Harga Minyak

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2017 06:55 WIB
Negara-negara anggota OPEC dan Non OPEC seperti Rusia yang berencana memperpanjang pembatasan produksi minyak mendorong kenaikan harga minyak dunia.
Negara-negara anggota OPEC dan Non OPEC seperti Rusia yang berencana memperpanjang pembatasan produksi minyak mendorong kenaikan harga minyak dunia. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sentimen positif pembatasan produksi dari Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) sukses memperkuat harga minyak mentah dunia.

Harga minyak mentah Brent naik sekitar 1,74 persen menjadi US$56,59 per barel pada penutupan perdagangan Selasa (10/10). Sementara harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) menguat 2,24 persen menjadi US$50,55 per barel.

Seperti diketahui, negara-negara anggota OPEC dan Non OPEC seperti Rusia, memang telah berkomitmen untuk memangkas produksi minyak sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) sampai Maret 2018. Namun, guna menjaga keseimbangan harga pasar, mereka berencana memperpanjang pembatasan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, OPEC juga memperkirakan bahwa permintaan minyak dari pasar global akan lebih kuat dari perkiraan, sehingga kian menyeimbangkan harga.

Komitmen OPEC tersebut pun langsung direspon oleh Arab Saudi dengan memotong alokasi ekspor minyak mentah sekitar 560 ribu bph.

"Harga telah didorong oleh pernyataan Arab Saudi yang berencana untuk mengurangi pengiriman minyak ke pelanggan pada November," ujar Carsten Fritsch, analis Commerzbank di Frankfrut, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (11/10).

Di sisi lain, analis melihat, penguatan harga minyak mentah juga didukung oleh masih terbatasnya produksi minyak di kawasan AS, seperti kilang di Teluk Meksiko yang belum kembali beroperasi penuh usai diterap Badai Nate.

Data menyebutkan, sekitar 85 persen produksi kilang Teluk Meksiko masih beroperasi penuh. Alhasil, sekitar 1,49 juta bph tak berhasil diproduksi. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER