Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada Senin (30/10) siang. Sejumlah masukan diberikan kepada Jokowi beserta Menteri Pertanian Amran Sulaiman tadi.
Ketua APTI Agus Pamudji meminta Presiden Joko Widodo untuk memperketat impor tembakau. Agus meyakini, batasan impor akan memengaruhi kesejahteraan petani tembakau. Menurutnya, kontrol pemerintah saat ini masih kurang.
"Kami ingin pemerintah untuk segera membuat kebijakan pengaturan importasi tembakau karena selama ini keran impor tembakau masih terbuka lebar," ujar Agus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengatakan tembakau merupakan tanaman spesifik kearifan lokal dan memiliki keunikan daerah. Sehingga, ia berharap pemerintah menjaga keberlangsungan mereka dengan payung hukum.
Hal serupa disampaikan perwakilan APTI Jawa Tengah, Wishnubroto. Berdasarkan informasi yang ia miliki, peningkatan impor terjadi sejak 2003-2012. Saat 2003, Indonesia mengimpor 28 ribu ton dan menjadi 160 ton pada 2012.
"Jangan sampai rokok tapi tembakau tidak gunakan produk petani Indonesia. Kalau pemerintah tidak segera hadir, maka ke depan petani tembakau sudah menjadi sejarah," ucap Wishnubroto.
Lebih lanjut, masukan lainnya berkaitan dengan cukai rokok. Beberapa waktu lalu, pemerintah sepakat menaikkan cukai rokok menjadi 10,04 persen mulai tahun depan.
Agus berharap kepada Jokowi, pemanfaatan dana bagi hasil cukai rokok dapat dioptimalkan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau.
"Sehingga petani bisa meningkatkan kualitas, penyerapan industri akan baik, barangnya menjadi idola, dan industri ke situ semua," tuturnya.
Jokowi, kata Agus, menyambut baik masukan itu. Presiden disebut berupaya agar semua diberi aturan sehingga stakeholders dan petani tembakau tidak dirugikan.
"Yang akan mengakhiri kontroversi dan perseteruan adalah pemerintah, bukan petani atau industri," kata Agus.