Rusia Bakal Investasi Pabrik Perbaikan Pesawat

CNN Indonesia
Selasa, 31 Okt 2017 06:23 WIB
Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan investasi ini adalah bentuk realisasi dari kewajiban offset rencana pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 dari Rusia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan investasi ini adalah bentuk realisasi dari kewajiban offset rencana pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 dari Rusia. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut bakal ada investasi baru dari Rusia berupa pembangunan pabrik untuk perbaikan pesawat atau yang disebut dengan Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO).

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, investasi ini sebagai bentuk realisasi dari kewajiban offset rencana pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 dari Rusia. Bila mengacu pada Undang-Undang (UU) Pertahanan dan UU Industri Pertahanan, terdapat kewajiban offset sebesar 85 persen dari nilai pembelian pesawat tempur.

"Artinya uang yang kita (Indonesia) keluarkan harus kembali ke kita melalui perdagangan, ekspor kita ke sana dan melalui investasi yang masuk," ucap Lembong, Senin (30/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam hal ini, nilai pembelian Sukhoi SU-35 dari Rusia tersebut diprediksi mencapai US$1.145 miliar. Dari total investasi itu, lanjut Lembong, kewajiban offset bakal dipenuhi melalui imbal dagang.

"Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah tunjuk PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk kerja sama dengan Rostec, perusahaan yang menciptakan Sukhoi untuk ekspor ke sana berupa sawit dan karet," papar Lembong.

Artinya, sisanya 35 persen dipenuhi melalui kontrak investasi Rusia di Indonesia. Sementara itu, 15 persen dari total nilai investasi tidak diwajibkan untuk dilakukan offset. Namun, BKPM tak bisa menjamin kapan finalisasi pembelian Sukhoi itu dilakukan.

"Kami dan Kemendag ikut Kementerian Pertahanan (Kemenhan)," jelas Lembong.


Tak hanya Rusia, Lembong menyebut pihaknya juga fokus mengejar investasi dari Timur Tengah. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia membuka investasi non-tradisional.

"Saya minta waktu sementara ini yang akan saya garap adalah Timur Tengah," katanya.

Terlebih lagi, kunjungan dari Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani ke Jakarta diharapkan dapat membuka hubungan kerja sama internasional antara Indonesia dengan Timur Tengah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER