Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, otomatisasi jalan tol menggunakan uang elektronik gagal menjalankan fungsinya untuk menghemat waktu transaksi di gardu tol.
"Pernyataan pengelola jalan tol bahwa otomatisasi bisa menghemat waktu transaksi di gardu tol 90 persen hingga 100 persen, secara kasat mata tidak terbukti," ujar Tulus mengutip ANTARA, Kamis (2/11).
Ia mengatakan, setelah otomatisasi transaksi di gardu tol diberlakukan, masih terlihat antrean pembayaran yang panjang, seperti sebelum pemberlakuan otomatisasi. Itu artinya, otomatisasi yang dimaksudkan untuk memangkas antrean kendaraan telah gagal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, Tulus menyebut, banyak permasalahan yang terjadi dalam penerapan otomatisasi di jalan tol, misalnya alat pembaca kartu uang elektronik yang lambat membaca bahkan macet karena gagal membaca.
"Belum lagi, masih banyak pengguna jalan tol yang belum terbiasa menggunakan uang elektronik, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menempel di mesin pembaca kartu," tutur dia.
Oleh karena itu, menurut Tulus, penerapan otomatisasi di jalan tol dengan transaksi menggunakan uang elektronik berdampak nihil bagi penguna jalan tol.
"Secara kasat mata, menggunakan uang elektronik atau membayar tol secara manual waktu transaksi yang diperlukan di gardu tol sama saja," katanya.
Penggunaan uang elektronik untuk transaksi di gardu tol telah diberlakukan sepenuhnya di ruas-ruas jalan tol. Di sejumlah gardu tol, sudah tidak terlihat lagi petugas pengumpul tol sebagaimana sebelum otomatisasi jalan tol diberlakukan.