Besok, Transaksi Tol Non Tunai Resmi Berlaku

CNN Indonesia
Senin, 30 Okt 2017 17:22 WIB
Padahal, saat ini, transaksi e-toll baru mencapai 92 persen di 36 ruas jalan tol utama yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol.
Padahal, saat ini, transaksi e-toll baru mencapai 92 persen di 36 ruas jalan tol utama yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Transaksi jalan tol menggunakan uang elektronik (e-toll) sudah mencapai 92 persen di 36 ruas jalan tol utama yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Meski belum mencapai 100 persen, transaksi e-toll wajib berlaku besok, 31 Oktober 2017.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan, transaksi ruas tol yang ada di Jabodetabek sudah mencapai 95 persen, sehingga ia yakin elektronifikasi bisa berjalan sepenuhnya besok.

Khusus Jabotabek, pembayaran tol non-tunai baru mencapai 83 persen dari total transaksi keseluruhan. Dalam hal ini, ia menyebutkan beberapa jalan tol memang terlambat untuk menerapkan elektronifikasi, contohnya jalan tol Suramadu, Surabaya-Mojokerto, dan Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Secara nasional, sudah 92 persen yang non tunai. Yang sisa 8 persen, ini kami harapkan bisa beralih menuju uang elektronik,” ujarnya, Senin (30/10).

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebenarnya, sarana elektronifikasi di setiap ruas jalan tol telah mencapai 100 persen. Hanya saja karena pengadaan infrastruktur elektronifikasi terlambat, maka penetrasi pembayaran elektronik juga ikut mengalami keterlambatan.

Kendati demikian, Herry menuturkan, transaksi elektronik mengalami kemajuan yang cukup baik. Posisi akhir tahun lalu sebesar 25,47 persen. Artinya, transaksi elektronik di jalan tol bisa menanjak 69 titik persentase dalam kurun kurang dari setahun.

Melihat capaian penetrasi yang cukup memuaskan, maka BPJT telah meminta BUJT agar seluruh 1.789 gardu tol melayani hanya pembayaran non tunai mulai malam nanti. Adapun saat ini, sebanyak 28 persen gardu tol masih bersifat hybrid atau bisa menerima pembayaran tunai dan non tunai.

"Di sini kan sudah 72 persen yang bisa menerima pembayaran non tunai. Mulai malam nanti, sisa 28 persen gardu yang hybrid hanya melayani non tunai," jelasnya.

Sementara itu, Vice President Divisi Management Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy Lukman mengatakan, penetrasi elektronik di ruas tol yang dikelola perusahaannya sudah mencapai 94 persen atawa lebih baik dari rata-rata nasional.

Meski elektronifikasi cukup tinggi, perusahaannya menyadari minimnya sarana isi ulang uang elektronik (top up) di jalan tol dapat mengganggu jalannya program tersebut.

Makanya, ia mengatakan bahwa perusahaannya akan menambah sarana Electronic Data Capture (EDC) di setiap kantor gerbang tol. Rencananya, top up uang elektronik juga dapat dilakukan di gardu tol tertentu dengan arus lalu lintas yang cukup padat.

"Ini memang akan dipasang di lokasi-lokasi tertentu. Misalkan, kalau ada 10 gardu di satu gerbang tol, mungkin top up baru dipasang di dua gerbang tol saja. Kalau kurang bisa top up di situ," imbuhnya.

Sebagai informasi, ketentuan mengenai elektronifikasi jalan tol dimuat di dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 16 Tahun 2017. Setelah pemberlakuan elektronifikasi jalan tol, nantinya pemerintah akan mengimplementasikan sistem transaksi tol tanpa menghentikan kendaraan (multi lane free flow) pada Desember 2018 mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER