Jusuf Kalla Tak Ingin Buru-buru Divestasi Freeport

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2017 20:49 WIB
Jusuf Kalla menilai, jika terlalu bernafsu melakukan nasionalisasi tanpa diiringi kemampuan anggaran, Indonesia berisiko mengikuti jejak Venezuela.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, jika terlalu bernafsu melakukan nasionalisasi tanpa diiringi dengan kemampuan anggaran, Indonesia berisiko mengikuti jejak Venezuela yang ambruk karena mengambil alih investasi asing. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pemerintah sebaiknya tidak terlalu terburu-buru menjalankan proses divestasi PT Freeport Indonesia. Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah ingin segera merampungkan proses divestasi 51 persen saham Freeport.

"Freeport saja yang sudah bekerja puluhan tahun di sini ingin kita percepat divestasinya. Padahal sebenarnya lebih baik kita membuat suatu investasi di greenfield," tutur JK saat memberikan sambutan dalam Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Hotel Aryaduta, Kamis (2/11).

Alih-alih mengucurkan modal untuk divestasi, JK menilai sebaiknya negara berinvestasi pada hal-hal lain yang dibutuhkan, seperti fasilitas pemurnian atau smelter. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau memang tidak punya modal cukup ya bikin saja smelter yang ada," ujarnya. 


Meskipun mampu untuk menjalankan usaha, tetapi menurut dia, Indonesia masih membutuhkan investasi asing untuk pembangunan. 

Jika terlalu bernafsu melakukan nasionalisasi tanpa diiringi dengan kemampuan anggaran, Indonesia berisiko mengikuti jejak Venezuela yang ambruk karena terburu-buru mengambil alih investasi asing. 

Pada era Hugo Chavez, pemerintah Venezuela yang kaya dengan cadangan minyak ingin mengambil alih sektor energi dan mempergunakannya sebagai alat politik. Tak lama investor asing seperti perusahaan minyak Exxon dan Chevron pun hengkang. 

Sayangnya, pemerintah tidak siap dalam mengelola sektor tersebut terlebih korupsi marak dilakukan. Akibatnya, Venezuela kehilangan kepercayaan investor dan sulit menarik investasi

"Negara yang begitu kayanya dulu terus menjadi miskin karena kehilangan kepercayaan dari investor dari manapun, karena memaksakan mengambil alih, dan kemudian dia korup, sehingga Venezuela begitu tragisnya yang terjadi," ujarnya.

(lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER