Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berencana mengalihkan kredit infrastruktur ke sektor perkebunan untuk segmen kredit korporasinya. Rencana ini akan dilakukan beberapa tahun ke depan.
Direktur Bisnis Menengah BNI Putratama Wahju Setyawan mengatakan, penyaluran kredit ke proyek-proyek infrastruktur yang saat ini menjadi sektor utama penyaluran kredit korporasi berpotensi meredup.
Pasalnya, proyek-proyek infrastruktur yang tengah digencarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan selesai pada 2019 mendatang. Sehingga, ada kemungkinan setelah tahun itu, permintaan kredit untuk infrastruktur tak lagi menggeliat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, kredit kami banyak ke infrastruktur, tapi infrastruktur sudah mau selesai. Jadi, kami harus cari pasar kredit baru yang bisa menguntungkan," ujarnya, Rabu (8/11).
Menurut dia, sektor yang potensial untuk diperbesar penyaluran kreditnya ialah perkebunan. Sebab, pertumbuhan sektor ini terbilang cukup baik, didukung dengan harga komoditas perkebunan yang tengah meningkat.
"Portofolio (penyaluran kredit ke perkebunan) untuk (segmen kredit) korporasi cukup besar, lebih dari Rp30 triliun, tumbuh cukup signifikan 54 persen secara tahunan," katanya.
Adapun, kredit ke sektor perkebunan tersebut sekitar 34,5 persen dari total kredit korporasi BNI sebesar Rp86,72 triliun pada September lalu.
Sementara, untuk segmen bisnis menengah, Putra bilang, BNI akan memperluas penyaluran kredit ke sektor perhotelan dan manufaktur.
Alasannya, sektor perhotelan tengah menjanjikan seiring dengan pergeseran pola konsumsi masyarakat yang semula kerap belanja barang, kini lebih mementingkan kebutuhan untuk waktu luang (
leisure).
Sedangkan, untuk sektor manufaktur, jumlah angkatan kerja akan bertambah drastis, sehingga membutuhkan lapangan kerja. Hal ini dikarenakan bonus demografi pada 2030 mendatang. Manufaktur dianggap paling ampuh untuk menyerap tenaga kerja.
Misalnya, ke industri manufaktur yang membuat makanan dan minuman dalam kemasan. Namun demikian, kriterianya adalah industri yang saat ini belum banyak pemainnya, namun berpotensi, sehingga tingkat kompetitifnya akan tinggi.
"Sekarang
delivery food (pesan antar makanan) menjamur. Jadi, butuh produk kemasan. Sekarang, belum banyak yang main di sektor itu," terang dia.
Namun, ia masih enggan berbagi target berapa besar potensi pemberian kredit yang bisa disalurkan ke sektor-sektor tersebut.
(bir)