Sebar US$3,3 Miliar, Taiwan Lirik Proyek Setrum Jokowi

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 08 Nov 2017 18:47 WIB
Taiwan menilai, hingga saat ini belum ada penanaman modal asing asal Taiwan yang benar-benar menjadi pengembang listrik swasta di Indonesia.
Taiwan menilai, hingga saat ini belum ada penanaman modal asing asal Taiwan yang benar-benar menjadi pengembang listrik swasta di Indonesia. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).
Jakarta, CNN Indonesia -- Taiwan berencana memarkirkan duitnya untuk proyek pembangkit listrik di Indonesia, setelah baru-baru ini pemerintahannya mengamini alokasi anggaran sekitar US$3,3 miliar untuk ekspansi sektor infrastruktur di Asia Tenggara.

Alokasi anggaran ini merupakan bagian dari kebijakan Pemerintah Taiwan dalam mendorong investasi keluar dari Taiwan (outward investment) dan mengalihkan tujuan investasi yang selama ini sebagian besar ditujukan ke Republik Rakyat China.

Kebijakan yang umum disebut sebagai Southbound Policy ini dinisiasi oleh Taiwan sejak 5 September 2016 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur Divisi Ekonomi The Taipei and Trade Office (TETO) Jakarta Jack Chen-Huan menuturkan, Taiwan berniat untuk menggunakan sebagian dana alokasi anggaran tersebut demi pembangunan pembangkit listrik di Indonesia.

Sebab, menurutnya, sampai saat ini, belum ada Penanaman Modal Asing (PMA) asal Taiwan yang benar-benar menjadi pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) di Indonesia.

Sejauh ini, lanjut Jack, Taiwan memang memiliki proyek pembangkit listrik tenaga sampah di Indonesia. Hanya saja, di dalam proyek itu, Taiwan bermitra dengan perusahaan lain.


“Kemarin yang sudah dilakukan adalah joint effort. Namun, sampai saat ini belum ada perusahaan Taiwan yang benar-benar mengembangkan pembangkitnya sendiri,” ujarnya, Rabu (8/11).

Tak hanya pembangkit listrik, Taiwan juga berencana menggunakan uang tersebut untuk pengembangan infrastruktur logistik di Indonesia. Sebab, Taiwan dianggap memiliki beberapa perusahaan yang mumpuni di bidang logistik.

Ia berkisah, perusahaan Taiwan memiliki sistem dan teknologi logistik yang bisa membuat pengiriman barang dilakukan dalam jangka waktu satu hari saja.


Meski berniat membawa teknologi itu ke Indonesia, namun beberapa perusahaan Taiwan harus terlebih dahulu belajar mengenai kondisi geografis Indonesia terlebih dulu.

“Di Taiwan ini kan satu pulau saja, sementara Indonesia ini memiliki ribuan pulau. Ini menjadi tantangan kami dalam membawa teknologi logistik ke Indonesia,” papar Chen-Huan.

Melalui kebijakan southbound policy, ia berharap, investasi ini bisa terealisasi di Indonesia. Sebelumnya, ada dua perusahaan Taiwan yang sempat mengikuti beberapa lelang proyek infrastruktur di Indonesia.


Sayangnya, impian perusahaan itu harus kandas karena pemerintah lebih memilih perusahaan dari negara lain.

Kendati demikian, Jack belum tahu persentase dari dana sebesar US$3,3 miliar tersebut yang sekiranya bisa mengalir ke Indonesia. Menurutnya, besaran dana yang masuk ke Indonesia akan didiskusikan pemerintah Taiwan dengan pemerintah Indonesia.

Selain itu, otoritas Taiwan juga akan meminta masukan dari perusahaan-perusahaan Taiwan ihwal prospek bisnis infrastruktur di Indonesia.

“Karena dana ini digunakan untuk membantu investasi sektor privat Taiwan di luar Taiwan, maka jumlah dana yang bisa masuk ke Indonesia ini masih perlu didiskusikan kembali. Nanti, akan dilihat, proyek mana saja yang menjadi mutual interest antara pemerintah Taiwan dan korporasi-korporasi Taiwan,” terang dia.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi asal Taiwan antara Januari hingga September 2017 tercatat sebesar US$336,1 juta. Angka ini mengambil 1,4 persen dari total PMA dalam periode tersebut sebesar US$23,88 miliar.

Di sisi lain, kontribusi investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari Taiwan ke Asia Tenggara tercatat meningkat dalam lima tahun terakhir.

Pada 2011 silam, FDI Taiwan ke Asia Tenggara mengambil porsi 6 persen dari total outward investment Taiwan. Sementara, tahun lalu, angkanya meningkat menjadi 15 persen terhadap keseluruhan outward investment Taiwan. (bir)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER