Sebulan Terakhir, Rupiah Rontok 170 Poin Terhadap Dolar AS

Setyo Aji Harjanto | CNN Indonesia
Kamis, 16 Nov 2017 06:25 WIB
BPS melansir, nilai tukar rupiah sebesar Rp13.523 per dolar AS pada Oktober 2017 atau turun 1,27 persen dibanding bulan sebelumnya.
BPS melansir, nilai tukar rupiah sebesar Rp13.523 per dolar AS pada Oktober 2017 atau turun 1,27 persen dibanding bulan sebelumnya. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah melemah terdalam hingga 170,15 poin terhadap dolar AS pada Oktober 2017 dibandingkan bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, nilai tukar sebesar Rp13.523 per dolar AS pada Oktober 2017.

Sementara, pada September 2017, nilai tukar bertengger pada Rp13.352 per dolar AS atau lebih rendah 1,27 persen dibandingkan bulan berikutnya.

Berdasarkan sebaran wilayahnya, level terendah nilai tukar rupiah pada minggu terakhir Oktober terjadi di Provinsi Kalimantan Utara, yaitu Rp13.594 per dolar AS. Pada periode yang sama, nilai tertinggi terjadi di Provinsi Papua dengan nilai tengah Rp13.393 per dolar AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pada minggu pertama Oktober 2017, secara rata-rata nasional melemah 111,9 poin atau 0,84 persen dibanding September 2017. Depresiasi terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 290,00 poin atau 2,19 persen.

Menurut Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) David Sumual, faktor eksternal paling banyak memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Reformasi perpajakan Amerika Serikat, walau pun maju-mundur (prosesnya) menjadi salah satu yang membuat nilai tukar rupiah melemah," imbuh David kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/11).

Selain itu, pengaruh ekspektasi kenaikan bunga tahun ini di AS dan menciutnya neraca keuangan bank sentral, seperti Amerika dan Eropa, juga menjadi salah satu faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Sementara itu, faktor fundamental ekonomi Internal, menurutnya, tidak berpengaruh atas turunnya nilai tukar rupiah di akhir Oktober 2017 ini. Ia bilang, masalah hanya terdapat pada tingkat keinginan konsumsi barang tahan lama, termasuk barang rumah tangga.

"Dari sisi fundamental inflasi, cadangan devisa, neraca pembayaran, kemarin surplus. Neraca perdagangan juga terus surplus, bukan hanya ekspor komoditas yang mulai naik, yang nonmigasnya juga mulai naik. Tidak ada masalah sebenarnya di fundamental," kata David.

Lebih lanjut ia menuturkan, sampai akhir tahun nanti nilai tukar rupiah untuk dolar diproyeksi stabil. Diperkirakan, Desember nanti, rupiah bertengger di kisaran Rp 13.500 per dolar AS.

"Saat ini, terbilang sudah stabil di kisaran Rp 13.500-an, walaupun di awal tahun sekitar Rp 13.300-an. Tapi, sepanjang tahun ini pergerakannya tidak banyak. Dibanding mata uang lain, kita relatif stabil hanya sekitar naik turun sekitar 3 persen, jadi tidak banyak perubahan," jelasnya.

Untuk mata uang lain, seperti Yen dan euro turut mengalami depresiasi pada Oktober 2017. Nilai tukar rupiah terhadap yen turun 0,05 persen dengan nilai tukar Rp118,91 per yen. Sementara, terhadap euro terdepresiasi sebesar 0,97 persen dengan nilai tukar Rp 15.898,83 per euro.

Di sisi lain, untuk dolar Australia, rupiah terapresiasi 0,28 persen dengan nilai tukar sebesar Rp 10.474,96 per dolar Australia. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER