Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun depan bakal menciut menjadi US$5 miliar hingga US$7 miliar dari proyeksi akhir tahun ini yang ada di kisaran US$10 miliar.
"Tahun depan, neraca pembayaran kami perkirakan tetap surplus, tetapi di bawah US$10 miliar, mungkin sekitar US$5 miliar hingga US$7 miliar," tutur Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Kompleks BI, Jumat (17/11).
Turunnya surplus neraca pembayaran tersebut tak lepas dari proyeksi pelebaran defisit transaksi berjalan (CAD). Tahun depan, BI memperkirakan rasio CAD terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) bakal melebar dibandingkan tahun ini. Hal itu seiring makin menggeliatnya aktivitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirza mengharapkan defisit CAD tahun depan bisa di bawah 2,3 persen terhadap PDB. Adapun defisit transaksi berjalan tahun ini diperkirakan terjaga di bawah 2 persen dari PDB.
Mirza mengungkapkan, pelebaran CAD tahun depan terjadi karena aktivitas ekonomi yang melaju lebih kencang. Hal ini, biasanya diiringi oleh akselerasi impor, baik berupa bahan baku, barang modal, maupun konsumsi.
Pemerintah menargetkan perekonomian Indonesia tahun depan bisa melaju hingga 5,4 persen atau lebih tinggi dari target APBNP 2017 yang sebesar 5,2 persen dan proyeksi akhir tahun di kisaran 5,1 persen.
"Suatu hal yang normal karena kan kalau ekonomi pulih pasti impor naik," ujarnya.
Namun, peningkatan impor itu masih bisa diimbangi oleh peluang peningkatan ekspor sejalan dengan percepatan laju perekonomian global. Selain itu, tren kenaikan harga komoditas yang diperkirakan berlanjut tahun depan juga akan berimbas positif pada nilai ekspor.
"Jadi, walaupun impor naik tetapi karena ekspornya naik maka pelebaran CAD masih sangat sehat, bisa di bawah 2,5 persen PDB dan mungkin bisa di bawah 2,3 persen PDB," ujarnya.
Sebagai informasi, penurunan defisit transaksi berjalan dan peningkatan surplus transaksi modal dan finansial itu mendongkrak surplus NPI pada kuartal III 2017. Tercatat, surplus NPI kuartal III 2017 meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus kuartal II 2017 menjadi US$5,4 miliar dari kuartal sebelumnya, US$700 juta.
Surplus NPI tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari US$123,1 miliar pada akhir kuartal II 2017 menjadi US$129,4 miliar pada akhir kuartal III 2017. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional yang sebesar tiga bulan.
(agi/agi)