Surabaya, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan (CAD) pada kuartal III 2017 sebesar US$4,3 miliar atau susut menjadi 1,65 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Pada kuartal sebelumnya, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar Rp4,8 miliar atau 1,91 persen dari PDB. Perbaikan CAD tersebut seiring dengan kenaikan surplus neraca perdagangan barang dan penurunan defisit neraca pendapatan primer.
"Defisit transaksi berjalan saat ini juga lebih rendah dibandingkan dengan defisit periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$5,1 miliar atau 2,09 persen PDB," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan pers, Jumat (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agusman mengungkapkan, kenaikan surplus neraca perdagangan barang didorong oleh meningkatnya ekspor, baik secara nilai maupun volume, di tengah impor yang juga mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan permintaan domestik.
Sementara itu, penurunan defisi neraca pendapatan primer terutama dipengaruhi pembayaran dividen yang lebih rendah sesuai pola musiman.
Perbaikan kinerja juga dialami oleh surplus transaksi modal dan finansial di mana pada periode yang sama meningkat signifikan. Penyebabnya terutama didukung oleh besarnya arus modal masuk dalam bentuk investasi langsung. Hal itu seiring dengan optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik.
Tercatat, transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2017 mencatat surplus US$10,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan kuartal II 2017 sebesar US$5,8 miliar dan juga lebih besar dibandingkan surplus kuartal III 2016 sebesar US$9,9 miliar.
"Peningkatan surplus tersebut secara triwulanan didukung oleh meningkatnya surplus investasi langsung, sejalan dengan kenaikan realisasi investasi domestik, dan menurunnya defisit investasi lainnya, terutama karena turunnya outflow penempatan simpanan swasta domestik di luar negeri," ujar Agusman.
Namun demikian, peningkatan surplus transaksi modal dan finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus investasi portofolio terutama karena keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.
Penurunan defisit transaksi berjalan dan peningkatan surplus transaksi modal dan finansial itu mendongkrak surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2017. Surplus NPI kuartal III 2017 tercatat US$5,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus kuartal II 2017 sebesar US$700 juta.
Surplus NPI tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari US$123,1 miliar pada akhir kuartal II 2017 menjadi US$129,4 miliar pada akhir kuartal III 2017. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional yang sebesar tiga bulan.
BI menilai perkembangan surplus NPI pada kuartal III 2017 secara keseluruhan menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.
Namun demikian, lanjut Agusman, BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan moneter dan fiskal di AS serta tekanan geopolitik di beberapa kawasan, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.
"Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural," pungkasnya.
(lav/vws)