Survei BI Sebut Inflasi 0,18 Persen di Pekan Kedua November

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 20 Nov 2017 17:04 WIB
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai, inflasi hingga akhir tahun masih sesuai dengan proyeksi, yakni 4 plus minus 1 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai, inflasi hingga akhir tahun masih sesuai dengan proyeksi, yakni 4 plus minus 1 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia menyebut, inflasi pekan kedua bulan November 2018 tercatat 0,18 persen secara bulanan (month-to-month). Angka ini didapatkan dari survei, dan tercatat lebih tinggi dibanding pekan pertama yakni 0,14 persen.

Meski demikian, Gubernur BI Agus Martowardojo menilai, inflasi hingga akhir tahun masih sesuai dengan proyeksi yakni 4 plus minus 1 persen. Ini pun, lanjut dia, juga disumbang oleh capain inflasi bulanan Oktober yang mencapai 0,01 persen.

“Inflasi di minggu kedua, ini baru survei, sebesar 0,18 persen atau sedikit naik dibandingkan minggu lalu 0,14 persen. Tapi, BI dalam evaluasi inflasi khususnya inflasi Oktober, dan outlook-nya ke akhir tahun merasa inflasi kita akan di angka 3 hingga 3,5 persen,” jelas Agus ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (20/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lebih lanjut ia mengatakan, capaian inflasi ini sangat baik demi mendukung target tahun depan yang dipatok sebesar 3,5 persen sesuai asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

“Ini perkembangan yang baik dan mengukuhkan secara makroekonomi bahwa ekonomi RI masih baik,” paparnya.

Meski harga-harga terpantau tidak begitu fluktuatif, namun komponen harga pangan (volatile food) diharapkan terdongkrak agar petani tidak merugi memasuki tahun 2018.

Secara terpisah, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, sejauh ini memang harga pangan mengalami deflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi dari komponen bahan pangan mengalami deflasi 1,34 persen secara tahun kalender hingga Oktober 2017 (year-to-date).

Kendati begitu, ia berharap harganya bisa membaik menjelang panen raya di awal tahun mendatang. Menurutnya, terdapat empat komoditas pangan yang harganya dijaga ketat menjelang 2018, yakni beras, bawang, jagung, dan cabai.


Amran menyatakan, jangan sampai kelebihan suplai empat bahan pangan tersebut menekan harga, sehingga membuat Nilai Tukar Petani (NTP) semakin kecil.

“Saat ini pangan alhamdulilah stabil, bahkan mengalami deflasi. Namun, kami harus jaga persiapan untuk menghadapi panen raya di bulan Februari. Intinya jangan sampai masuk panen puncak, harga jatuh, petani malah rugi di musim panen raya,” jelas Amran.

Sekadar informasi, inflasi year-to-date hingga Oktober 2017 tercatat 2,67 persen. Penyumbang inflasi paling utama adalah harga diatur pemerintah dengan angka inflasi tahunan mencapai 7,49 persen dan disusul komponen inflasi inti dengan angka inflasi tahunan 2,68 persen. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER